PANGKALAN BANTENG – Hujan lebat yang mengguyur Pangkalan Banteng, merobohkan atap tambahan di Pasar Karang Mulya, Kecamatan Pangkalan Banteng, Jumat (11/3). Atap yang dibangun secara swadaya pedagang itu, dijadikan satu dengan talang air dari atap utama pasar. Atap ambruk karena tak mampu menahan besarnya limpahan air dari atap utama.
Informasi yang diperoleh Radar Pangkalan bun, meski tak ada korban jiwa, robohnya atap itu sempat menjadi perhatian pengunjung pasar. Sempat terjadi ketegangan saat Radar Pangkalan Bun mencoba meminta informasi kepada para pedagang terkait kejadian tersebut.
Salah seorang preman pasar mencoba mengintimidasi pedagang yang tempatnya berjualan tertimpa reruntuhan atap. ”Enggak usah dijawab. Nanti kalau salah ngomong, malah kalian yang kena," hardiknya kepada pedagang sayur dan penjual bakso yang saat itu langsung menjauh dari lokasi kejadian.
Bahkan, preman yang diketahui juga mengurus masalah sampah pasar itu sempat mengaku kenal dengan ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), sambil terus mencoba mengintimidasi orang di sekitar lokasi kejadian. ”Saya kenal ketua wartawan. Jadi, buat apa takut," gertaknya.
Namun, meski sedikit takut, Sujiah, salah seorang pedagang yang menjadi korban kejadian tersebut mengungkapkan, peristiwa itu terjadi begitu cepat. Dia bergegas lari begitu mendengar bunyi asbes akan runtuh. ”Cepat mas, langsung lari pokoknya. Sayuran saya tinggal, yang penting selamat dulu," katanya.