PANGKALAN BUN–Sejumlah germo atau muncikari meminta penundaan pembongkaran lokalisasi prostitusi. Mereka juga menagih janji pemerintah yang akan memberikan pelatihan kepada penghuni lokalisasi. Aspirasi tersebut disampaikan para induk semang dan pekerja seks dalam rapat dengar pendapat (RDP) di aula DPRD Kobar, Rabu (16/3).
DPRD sengaja menggelar RDP tentang penutupan lokalisasi. Rapat dihadiri dinas sosial, satpol PP, muncikari, pelacur, hingga pemerintah desa. RDP dipimpin oleh Akhmad Subandi yang juga sebagai Ketua komisi A DPRD Kobar.
Semua sepakat untuk menutup lokalisasi. Hanya saja para germo meminta perpanjangan waktu untuk tetap di lokalisasi. "Kami siap saja untuk menutup lokalisasi seperti keinginan pemerintah. Tapi kalau dalam waktu cepat ini, kami belum siap," kata Usi, salah satu germo di Lokalisasi Dukuh Mola, Desa Pasir Panjang.
Dia berharap ada tahapan yang dilakukan oleh pemerintah agar para pemilik wisma bisa benar-benar ikut mendukung program pemerintah. Misalnya, adanya pelatihan keterampilan. Sejauh ini pelatihan yang dijanjikan pemerintah belum didapatkan pelacur.
"Selama ini kami berpenghasilan dari situ (lokalisasi), kalau ditutup sekarang bagaimana nasib kami. Makanya kita mau minta dispensasi agar lebih lama dikit dalam menutup lokalisasi," ujarnya. (rin/yit)