PALANGKA RAYA – Polresta Palangka Raya bersama Direktorat Samapta dan Brimob Polda Kalteng menggerebek kampung narkoba di Jalan Rindang Banua, Puntun, Palangka Raya, Kamis (23/4). Penggerebakan aparat mendapat perlawanan dari puluhan warga yang membawa tombak, parang, dan senapan angin.
Adanya perlawanan ini direspon aparat dengan menambah puluhan personel personel bersenjata lengkap. Hasilnya, lima pelaku beserta barang bukti bisa diamankan.
Kapolresta Palangka Raya Kombes Pol Dwi Tunggal Jaladri mengatakan, penggerebekkan ini merupakan hasil pengembangan kasus narkotika. Awalnya penyidik mengamankan pelaku dan mendapati empat butir ekstasi. Pelaku mengaku membeli di Puntun, sehingga dilakukan pengembangan dan penggerebekan.
Jaladri menyampaikan, Puntun sudah menjadi target operasi dan berkali kali dilakukan penggerebekan oleh Polda dan Polres Palangka Raya. Aparat sempat kesulitan memasuki TKP karena ada mata-mata sindikat narkotika yang selalu menginformasikan kedatangan petugas.
"Masuk ke lokasi ini, kita melewati tiga pos dan itu sudah ada mata-mata dengan dibekali HT dan drone. Jadi ini sangat terstruktur dan terorganisir," tegasnya.
Dia membeberkan, petugas sempat dihambat oleh puluhan warga menggunakan sajam.
"Tadi sempat dapat barbuk dan pas balik dikepung oleh penghuni di daerah TKP, mereka berjumlah 50 orang menggunakan parang," ujarnya.
Jaladri menambahkan, ada berbagai barang bukti transaksi narkotika berupa paket Rp 1 juta, Rp 400 ribu, Rp 300 ribu, Rp 250 ribu, bahkan paket senilai Rp 50 ribu.
"Lokasi ini menjadi target utama dari Polresta Palangka Raya. Pokoknya tidak ada toleransi untuk berkembang, apalagi menghadapi Ramadan," tegasnya.
Dia menambahkan, saat ini kepolisian akan terus melakukan penindakan tanpa pandang bulu. Aparat masih menyelidiki siapa pemilik kawasan dan sindikat di lokasi tersebut.
"Intinya akan terus ditindak, walaupun tadi ada yang melarikan diri melalui hutan dan sungai karena disiapkan speed," pungkasnya.
Pantauan Radar Sampit di lokasi, ada rumah yang dijadikan tempat mengisap sabu. Ada pula warung makan untuk para pengguna sabu dan menara pengawas di lokasi itu. Agar tidak digunakan lagi, petugas membakar menara. (daq/yit)