SAMPIT— Volume sampah di Sampit per hari selama ramadan mengalami peningkatan, peningkatan yang terjadi sekitar 10 hingga 15 persen, kenaikan sampah salah satunya didominasi oleh kulit kelapa muda.
Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Gatot Ismutarto mengatakan, meski terjadi peningkatan volume sampah per harinya, namun tidak sebanyak dengan peningkatan volume sampah di bulan ramadan tahun kemarin.
"Ada peningkatan volume sampah, terutama sampah dari kulit kelapa muda, tapi tidak sebanyak ramadan tahun lalu," ujarnya kepada Radar Sampit, Selasa (19/5).
Menurutnya selain sampah kulit kelapa muda, jenis sampah dapur rumah tangga, juga menjadi salah satu penyumbang peningkatan sampah selama bulan puasa ini. "Peningkatan sampah bulan ramadan ini sekitar 75 ton per harinya," sebut Gatot.
Jumlah ini masih lebih sedikit jika dibandingkan dengan volume sampah di bulan puasa tahun sebelumnya yakni sekitar 80 ton per hari. Menurut Gatot, pada hari normal sebelum masuknya bulan ramadan, rata - rata sampah terangkut adalah 60 hingga 65 ton per hari.
Gatot juga mengatakan, penjual makanan dadakan selama ramadan menjadi salah satu penyebab peningkatan tersebut, umumnya sampah hasil penjualan dari pedagang takjil berupa sampah jenis plastik, batok kelapa muda serta sampah dari hasil dapur rumah tangga.
”Gejala seperti itu memang menjadi fenomena yang biasa dan hampir selalu terjadi setiap tahunnya di bulan ramadan,” ujarnya.
Dituturkannya pula, tingkat konsumsi masyarakat yang cenderung tinggi selama bulan ramadan, tentunya cukup berpengaruh terhadap jumlah buangan sampah, terutama jenis sampah rumah tangga.
Selama ramadan DLH menyiagakan sedikitnya tujuh orang pertugas untuk satu rute angkutan sampah, terdiri dari satu sopir dan enam orang petugas pengangkut sampah. Mobil angkutan sampah DLH sendiri ada 13 unit, yang terdiri atas sembilan unit jenis dump truk dan empat unit jenis amroll. (yn/dc)