SAMPIT— Sebanyak 52 spesimen diambil di Pasar Sejumput Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), jumlah tersebut di ambil secara acak pada sejumlah pedagang dan pengunjung di pasar tersebut, pada Rabu (3/6).
Juru Bicara (Jubir) Tim Gugus Percepatan Penanganan Covid-19 Kotim Multazam mengatakan, operasi rapid test kali ini dilakukan tanpa menginformasikannya terlebih dahulu kepada pedagang ataupun pengunjung, hal ini agar pedagang tidak menghindar saat dilakukan test.
"Operasinya lebih kepada operasi hening, tidak ada persiapan apapun," sebutnya.
Multazam berharap rapid test tersebut dapat menunjukan informasi yang baik, sehingga bisa diketahui berapa persen dari jumlah pedagang yang reaktif walaupun tidak keseluruhan pedagang mengikuti rapid test sehingga minimal angka statistik sebarannya bisa ditekan.
"Data yang diambil acak dan natural, karena kalau di informasikan akan banyak menghindar, dan hasilnya 52 non reaktif," terangnya.
Menurutnya jika angka persentasenya kecil berarti risiko penyebaran Covid-19 rendah, untuk itu kata Multazam tinggal bagaimana pasar harus konsisten terhadap pengelolaannya.
"Pengelolaan pasar harus konsisten, harus bersih, tidak becek, ini juga tantangan bagi pengelola pasar, bagaimana pasar itu menjadi nyaman untuk dikunjungi dan aman serta bersih itu harapan kami," tuturnya.
Sementara itu, menurut Camat Mentawa Baru Ketapang Sutimin yang juga ikut melakukan rapid test di pasar tersebut mengatakan, pihaknya agak kesulitan mengajak pedagang menjalani rapid test sebab sejumlah pedagang merasa takut menjalani tes tersebut.
"Agak sulit, karena mereka takut - takut, sehingga pihak kecamatan, lurah, dan petugas merayu dan mengimbau agar mereka mau melakukan di rapid test," tandasnya. (yn/dc)