PANGKALAN BUN – Aksi penipuansaat ini tak pandangbulu. Niat mau ibadah pun jadi sasaran penipuan. Sebanyak13 warga Kotawaringin Barat (Kobar), calon jemaah umrah, misalnya, dikecewakan seseorang berinisial IRN. Belasan orang itu merasa ditipu gara-gara gagal berangkat ke tanah suci.
Sejumlah korban mengaku sudah lima kali mempersiapkan keberangkatan, tetapi selalu gagal. Terakhir pada 27 Maret lalu, mereka dijanjikan berangkat, tetapi batal juga. Selain kecewa karena sudah membayar, pihak keluarga juga menanggung malu karena sudah menggelar acara selamatan dan mengundang sejumlah tetangga.
”Kita sudah lima kali ini gagal berangkat. Pertama Januari, Februari, hingga Maret ini. Sebelum tanggal 27 Maret, tanggal 20 Maret juga sudah dijanjikan berangkat, tetapi juga tidak jadi,” kata Hatmansyah, salah seorang calon jemaah umrah.
Dia percaya pada IRN lantaran sebelumnya orang yang berangkat umrah melalui ustad tersebut lancar-lancar saja. ”Sebelumnya lancar saja. Banyak yang sudah umrah melalui ustad ini. Apalagi ustad ini juga sering ceramah, sehingga kami juga percaya,” tutur warga RT 21 Kelurahan Mendawai Kecamatan Arsel ini.
Hal senada juga disampaikan Hermanudin, warga RT 12 Kelurahan Madurejo Kecamatan Arsel. Dia bersama istrinya sudah mempersiapkan segala sesuatunya untuk berangkat ke tanah suci. Mulai dari selamatan dan berpamitan meminta doa kepada tetangga, tetapi ternyata gagal berangkat.
---------- SPLIT TEXT ----------
Menurutnya, Chanez Tour dan Travel, biro perjalanan yang digunakan para calon jemaah umrah tersebut, tidak memiliki kantor di Pangkalan Bun. Setoran langsung diserahkan ke IRN. Alamat kantor biro perjalanan itu berada di Jakarta.
Setelah dikonfirmasi ke Jakarta, ternyata biro perjalanan itu memang ada dan nama yang bakal berangkat juga ada. Hanya saja, mereka baru bisa berangkat setelah membayar Rp 100 juta untuk delapan orang.
Dari penjelasan pihak Chanez Tour tersebut, Hermanudin baru menyadari bahwa uang setorannya bersama rekan-rekannya yang lain diduga belum disetor ke pihak Chanez Tour.
”Kami itu ada 13 orang, termasuk ada juga warga Pangkalan Lada. Dari 13 orang tersebut, ternyata yang sudah siap berangkat hanya delapan orang, sisanya masih menunggu. Ternyata yang delapan orang ini gagal juga berangkat. Ya, kami ini orangnya. Padahal, kami sudah lunas membayar, per orang sekitar Rp 30 juta,” tutur Hermanudin.
Dia bersama korban lainnya sudah mencari keberadaan IRN. Harapannya, agar bisa diselesaikan secara musyawarah, namun dia belum bisa ditemukan. Nomor selulernya juga tak aktif saat dihubungi.
”Kami hanya ingin tahu bagaimana komitmennya, Kami juga tidak mau gagal berangkat karena segala perlengkapan juga sudah disiapkan oleh pihak travel agennya. Tapi, kalau memang sudah tidak bertemu lagi, terpaksa kami akan laporkan ke polisi,” tegasnya. (sam/ign)