SAMPIT— Dinas Perikanan Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), melakukan pembinaan dan pendampingan kepada 20 warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas IIB Sampit, untuk pelatihan dan praktek pembuatan kolam dengan sistem bioflok.
Kepala Seksi Statistik dan Kawasan Perikanan Dinas Perikanan Kotim Bakhtiar mengatakan, jika kerja sama pertama yang dilakukan oleh Dinas Perikanan dengan Lapas Klas II B Sampit, ini diharapkan dapat diterapkan oleh warga binaan jika nantinya mereka sudah menghirup udara bebas.
"Mereka antusias mengikuti kegiatan ini, terkait dengan perikanan untuk nantinya bisa diterapkan ketika mereka bebas dari Lapas," ujar Bakhtiar yang ditemui saat melakukan pendampingan terhadap warga binaan yang sedang membuat kolam dengan sistem bioflok, di Lapas Klas IIB Sampit, Selasa (21/7).
Kegiatan pembuat kolam dengan sistem bioflok yang berukuran 4x4 meter tersebut sudah berjalan sejak Senin (20/7), kolam tersebut diharapkan sudah bisa rampung dalam waktu tiga hari, dan sudah siap diisi bibit ikan.
Bakhtiar menjelaskan keuntungan kolam dengan sistem bioflok antara lain adalah hemat air, kemudian padat tebar bibit ikan lebih tinggi, sementara dari segi pemanfaatan air bisa digunakan untuk aqua ponik, sebab airnya yang sudah mengandung zat hara yang siap diserap tanaman.
"Jenis ikan yang akan di tebar adalah ikan lele, dengan kapasitas kolam tersebut dari benih hingga pembesaran mampu menampung hingga 6.000 benih ikan," terangnya.
Bakhtiar menambahkan sebelum kegiatan praktek pembuatan kolam warga binaan tersebut mengikuti pelatihan berupa penyampaian materi oleh pihaknya terkait budidaya ikan dengan sistem kolam biasa ataupun sistem bioflok.
"Sebelum prakteknya, warga binaan kami berikan materi baik dari persiapan lahan materi mengenal ikan, serta sistem pemeliharaannya," jelas Bakhtiar.
Sementara itu, Kepala Lapas Klas IIB Sampit Agung Supriyanto mengatakan jika pihaknya bersinergi dengan beberapa stakeholder dan instansi lain untuk melakukan pembinaan terhadap warga binaan agar mereka menjadi orang yang bisa berguna dan bermanfaat ketika keluar dari Lapas nantinya.
Agung menyebut peserta yang mengikuti pelatihan ditunjuk langsung oleh Lapas yang sebelumnya telah dianalisa melalui wali pemasyarakatan yang kemudian di seleksi melalui tim pengamat pemasyarakatan.
"Warga binaan yang mengikuti pelatihan adalah mereka yang sudah memenuhi kriteria untuk mengikuti pelatihan," sebutnya.
Kerja sama yang dilakukan adalah dengan Dinas Pertanian, Dinas Perikanan, Balai Latihan Kerja dan dengan SMKN 4 Sampit, dan yang telah berjalan adalah dengan Dinas Perikanan.
"Yang mengikuti pelatihan kami utamakan warga binaan yang mendekati habis masa pidana, kami harapkan bisa diterapkan setelah bebas," tandasnya.
Agung menyebut nantinya semua pelatihan akan bersertifikat, di mana setiap mereka yang mengikuti pelatihan jika memenuhi persyaratan melalui penilaian dari instruktur akan mendapatkan sertifikat. (yn/dc)