PANGKALAN BUN – Kasus perampokan toko emas di Desa Karang Mulya, Kecamatan Pangkalan Banteng, Kabupaten Kotawaringin Barat, menjadi atensi Polda Kalimantan Tengah. Mereka mengerahkan segala upaya untuk memburu pelaku yang meresahkan masyarakat Kobar tersebut.
Kabidhumas Polda Kalteng Kombes Pol Hendra Rochmawan mengatakan, Kapolres Kobar telah membentuk tim khusus untuk menyelidiki kasus tersebut. ”Kami harapkan dengan atensi yang besar, tentunya bisa secepatnya ditangkap pelakunya,” ujarnya.
Dia menuturkan, senjata yang digunakan perampok diduga airgun yang dimodifikasi. Dari olah TKP ditemukan proyektil peluru cis dan selongsong kaliber 22. ”Peluru itu yang bisa menyebabkan bunyi letusan atau ledakan,” terangnya.
Hendra juga menduga pelaku merupakan pemain lokal. ”Saat ini tim dari Polres Kobar sedang bergerak melakukan penyelidikan. Semoga pelaku bisa ditangkap agar tidak menimbulkan keresahan pada masyarakat,” ujarnya.
Sebagai informasi, perampokan di Toko Emas Leo Baru milik H Subur itu merupakan kejadian kedua kalinya. Pelaku sebelumnya yang berjumlah empat orang berhasil membawa empat kilogram emas dan uang tunai Rp 100 juta.
Ketika ditanya apakah aksi perampokan terbaru itu juga terkait dengan pelaku sebelumnya, Kasatreskrim Polres Kobar AKP Rendra Aditya Dhani menegaskan, pihaknya belum bisa mengetahui keterkaitan tersebut dan belum dapat menyimpulkan.
”Belum dapat diketahui dan disimpulkan. Kami masih melakukan penyelidikan,” katanya.
Sementara itu, Khoirul Anwar, menantu H Subur mengungkapkan, sehari setelah kejadian itu, Toko Emas Leo Baru kembali buka seperti biasa. Setelah kejadian tersebut, ia dan saudaranya sepakat memasang pipa teralis pengaman di toko tersebut.
”Tadi buka kembali seperti biasa dan bapak (H Subur) akhirnya bersedia toko dipasang teralis pengaman,” ungkapnya.
Anwar menambahkan, kejadian tersebut merupakan musibah dan keluarga menyerahkan semuanya kepada aparat kepolisian.
Terkait keamanan lingkungan setempat, Anwar menuturkan, para pedagang, terutama di kawasan luar pasar pernah sepakat membangun pos pengamanan usai kejadian perampokan pada tahun 2014 silam.
”Sebenarnya para pedagang di luar pasar (toko-toko) ini sepakat untuk membangun pos pengamanan secara swadaya. Namun, semua itu kembali lagi pada kecukupan personil kepolisian,” katanya.
Hal serupa juga diungkapkan Camat Pangkalan Banteng Edi Faganti. Menurutnya, peningkatan keamanan di wilayah pusat ekonomi Pangkalan Banteng itu perlu dilakukan.
”Kalau dari kecamatan, terkait aspirasi warga itu sudah kami sampaikan ke bupati. Selanjutnya bupati akan berkoordinasi dengan Polres,” katanya. (rin/tyo/sla/ign)