SAMPIT – Kabut asap akibat kebakaran lahan di Kotim disinyalir menjadi penyebab meninggalnya seorang murid sekolah dasar, Intan (9). Murid SDN 3 Baamang Tengah ini mengalami sesak napas hingga mengembuskan napas terakhir ketika berangkat sekolah.
Informasi yang dihimpun Radar Sampit, Intan tinggal di Gang Lombok Jalan Walter Condrad, Baamang Tengah. ”Intan meninggal saat di perjalanan pukul 08.00, ketika hendak di antar ke rumah sakit. Sebelum meninggal, dia mengalami sesak napas akibat asap yang sangat tebal,” ungkap Nandar, tetangga korban, Selasa (15/9).
Menurutnya, Intan pergi ke sekolah sekitar pukul 07.00 menggunakan sepeda. Korban berangkat berbarengan dengan teman-temannya yang lain. Saat itu, asap sangat pekat dengan jarak pandang kurang dari 10 meter.
”Belum sempat sampai ke sekolah, korban mengalami sesak napas dan pulang ke rumahnya,” imbuh Nandar.
Setibanya di rumah, korban sempat melapor kepada ayahnya, Syahwan (35). Korban mengeluh sulit bernapas. Mendapati kondisi anaknya yang mengkhawatirkan, sang ayah pun bergegas membawa Intan ke rumah sakit. Namun belum sempat sampai, putri kesayangannya mengembuskan napas terakhir di perjalanan.
Meninggalnya Intan membuat pihak keluarga terpukul. Sampai berita ini ditulis, ibu Intan masih belum terima jasad putrinya dikebumikan. Begitu pula dengan teman-teman korban. Mereka berdatangan mendatangi rumah duka dan seolah tak percaya, Intan meninggal secepat itu karena menghirup asap. Apalagi saat berangkat, Intan tak menunjukkan tanda-tanda bahwa sedang sakit.
Kabut asap yang menyelimuti Sampit kemarin pagi, dinilai paling parah dibanding sebelumnya. Aroma asap juga menusuk indera penciuman. Mata pun perih terkena asap.
Kepala Dinas Kesehatan Kotim Faisal Novendra Cahyanto mengatakan, kualitas udara di Kotim membahayakan kesehatan. Pasalnya, asap juga bercampur dengan debu dan partikel abu kebakaran lahan. Hal itu yang membuat udara semakin berbahaya dihirup dalam jumlah besar.
”Coba perhatikan di halaman teras rumah pada pagi hari, pasti banyak partikel abu kebakaran. Partikel kecil itulah yang tidak kita sadari terhirup pada saat kita beraktivitas di luar rumah tidak menggunakan masker,” katanya. (oes/dwi)