SAMPIT – Kerusakan infrastruktur jalan di dalam Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) kian memprihatinkan. Hal itu disebabkan angkutan berat masuk dan melintas di jalanan Kota Sampit. Kerusakan parah tersebut bermula ketika jalan lingkar selatan yang di bawah kewenangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) tidak kunjung diperbaiki.
Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Kalteng BEN BRAHIM-UJANG ISKANDAR berkomitmen mengatasi masalah itu. Bahkan, paslon itu menyebut, untuk memfungsionalkan jalan sebenarnya tidak sulit apabila ada kemauan politik dari Pemerintah Provinsi Kalteng.
Dalam kunjungannya beberapa waktu terakhir, Ben mengaku sangat prihatin dengan kerusakan jalan lingkar selatan Kota Sampit. Selain memicu kerusakan jalan di dalam kota, dengan melintasnya truk besar juga sangat rawan membahayakan nyawa pengendara lainnya.
”Harusnya jalan (lingkar selatan, Red) itu sudah fungsional karena itu merupakan salah satu jalur nadi perekonomian daerah ini dan Kalteng pada umumnya. Jadi harus diperbaiki,” kata Ben, kemarin (24/11).
Mantan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalteng ini menyebutkan, jalan lingkar luar merupakan jalan yang digunakan angkutan perusahaan perkebunan sampai ke pelabuhan di Bagendang, Kecamatan Mentaya Hilir Utara. Jalan yang menembus Bundaran KB itu memotong dari jalur kilometer 3 Sudirman Sampit-Pangkalan Bun.
Menurutnya, dengan difungsikannnya jalan tersebut, maka truk besar tidak lagi melintas dalam Kota Sampit. ”Dengan adanya jalan lingkar luar ini nanti semua angkutan berat seperti truk CPO dan angkutan lainnya tidak lagi melalui ruas jalan Samuda - Kota Sampit. Dengan demikian, lalu lintas di Kota Sampit tidak macet lagi. Masyarakat merasa nyaman dan aman. Jalan dalam kota Sampit juga tidak cepat rusak,” ujar Ben.
Di lain sisi, kata Bupati Kapuas dua periode ini, angkutan berat akan lancar melalui jalan lingkar luar Kota Sampit. Dengan demikian, sektor usaha pun akan lebih mudah bagi jalur transportasi usahanya. Saat ini kondisi jalan yang rusak hanya sekitar 1.700 meter dan sebagian ada yang berubah menjadi kubangan hingga kedalaman 60 sentimeter. Kondisi demikian berbahaya bagi sopir angkutan berat.
Dia menegaskan, pembiayaan untuk penanganan proyek infrastruktur tidak perlu diragukan. BEN-UJANG merupakan figur yang memiliki jaringan hingga ke Kementrian PUPR, tempat sinergisitas penanganan jalan di Kalimantan Tengah, sehingga penanganan infrastruktur jalan dan lainnya bisa lebih cepat dituntaskan.
Sementara itu, anggota Komisi II DPRD Kotim Parimus mengatakan, kerusakan jalan di lingkar selatan terjadi sejak lama. Pihaknya beberapa kali mendesak agar segera diperbaiki pemerintah provinsi. Namun, hingga kini jalan itu tidak kunjung ada perbaikan.
”Kenapa truk trak besar itu masuk dalam Kota Sampit? Itu karena jalan lingkar tidak bisa dilewati. Akibatnya, jalan dalam kota yang jadi korban. Lihat saja kerusakan jalur Kapten Mulyono, Pelita, hingga Jalan HM Arsyad. Ini akibatnya,” kata Ketua Fraksi Partai Demokrat DPRD Kotim itu.
Menurutnya, BEN-UJANG merupakan jawaban keresahan masyarakat dan sopir angkutan berat selama ini. ”Jadi, keberpihalan BEN-UJANG untuk infrastruktur dari kota sampai desa jangan diragukan. Tidak salah keduanya dipercaya pada 9 Desember nanti menjadi pemimpin di Kalteng,” katanya.
Terpisah, salah seorang sopir angkutan CPO, Rustanto, mengakui pihaknya terpaksa dalam Kota Sampit lantaran tidak ada jalur alternatif lainnya untuk menuju Pelabuhan Bagendang. ”Kami berharap BEN-UJANG yang akan menyelesaikan persoalan jalan lingkar ini, supaya kami tidak terus dipersalahkan masuk ke dalam kota. Ini kami lakukan karena tidak ada jalan lain, jadi mau bagaimana lagi?” ujarnya. (ang/ign)