SAMPIT – Harga komoditas andalan karet dan rotan sejauh ini masih merugikan kalangan petani. Padahal, ada puluhan ribu penduduk Kabupaten Kotawaringin Timur khususnya dan Kalimantan Tengah umumnya yang bergantung dari sektor tersebut. Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Kalteng Ben Brahim-Ujang Iskandar memiliki tekad kuat untuk mengangkat kesejahteraan hidup dua petani sektor tersebut.
”Saya bertemu dengan saudara kita yang bekerja sebagai petani karet maupun rotan. Mereka mengeluhkan harga yang selama ini sangat tidak berpihak kepada petani. Maka dari itulah, BEN-UJANG memiliki tekad menyejahterakan mereka. Harga komoditas karet dan rotan ini memang harus didongkrak dan ada campur tangan pemerintah di dalamnya,” kata Ben.
Komoditas unggulan di Kalteng merupakan penyangga utama kehidupan masyarakat, sayangnya potensi ini belum dioptimalkan dengan baik sehingga banyak petani yang belum sejahtera.
”Ketika BEN-UJANG ditakdirkan memimpin Kalteng, petani kami prioritaskan ikut mengembangkan produknya. Kita kembangkan agar bernilai jual tinggi,” kata Ben.
Misalnya, kata Ben, harga karet sekarang di Kalteng sangat rendah. Sejauh ini juga ada solusi lain, yakni pembuatan jalan dengan campuran karet dan aspal. Hal itu tentunya akan memberikan dampak dan harga karet yang tinggi, maka kesejahteraan pun meninggkat. Sekarang ini harga karet sangat rendah, dengan adanya program aspal campur karet, potensi harga karet akan tinggi.
Ben menyebutkan, campuran karet dan aspal merupakan formulasi terbaru untuk pembangunan sektor jalan. Perhatian terhadap petani karet dan rotan akan terintegrasi dengan program infrastruktur yang diusung BEN-UJANG.
”Terintegrasi dengan pembangunan akses jalan beraspal, karena kebutuhan terhadap karet meningkat dengan sendirinya jika program aspal-karet itu terealisasi. Dengan begitu, saya kira akan membawa dampak positif kepada petani. Harga karet bagus dan jalan kita juga akan mulus. Itu cita-cita besar dari BEN-UJANG untuk petani karet ke depannya,” ujar Ben.
BEN-UJANG memiliki keinginan kuat memaksimalkan potensi karet dan rotan itu. Begitu juga dengan industri rotan. Selama satu dekade terakhir, harga rotan memang tidak menentu. BEN-UJANG melihat hal itu harus diselesaikan secara serius, sehingga petani rotan memang mendapatkan harga ideal.
Untuk harga karet sendiri, lanjut Ben, saat ini masih di kisaran Rp 7.000 per kilogram dan rotan Rp 3.500 per kilogram. BEN-UJANG akan berupaya agar harga minimal di tingkat petani Rp 10.000 per kilogram, sedangkan rotan Rp 5.000 per kilogram.
”Maka dari itu, kami berharap agar petani karet dan rotan bisa bersama-sama dengan BEN-UJANG untuk membawa perubahan ke arah kesejahteraan terhadap petani. Kami yakin kalau harga ini kita urus dan pemerintah serius untuk campur tangan, maka harga akan meningkat. Dan BEN-UJANG memiliki semangat kuat untuk kesejahteraan petani,” kata Ben Brahim yang juga suami dari anggota Komisi III DPR RI Ari Egahny.
Sebagai informasi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat telah menyiapkan anggaran hingga Rp 1,36 triliun untuk mendukung program pemulihan ekonomi nasional (PEN). Salah satunya dengan membeli produk rakyat dalam pelaksanaan pembangunan memakai skema padat karya tunai, nilainya Rp 162,47 miliar.
Jenis Karet yang dibeli kementerian adalah karet mentah hasil alam yang merupakan produksi petani dari berbagai daerah sentra penghasil. Jenis karet yang dibeli kementerian adalah karet mentah hasil alam yang merupakan produksi petani dari berbagai daerah sentra penghasil.
Terpisah, Ketua Tim Pemenangan BEN-UJANG Kotim Parimus meyakini masyarakat akan menginginkan perubahan untuk Kalteng dan Kotim khususnya. Dia mengajak semua pihak yang menginginkan perubahan bisa memberikan suaranya pada 9 Desember mendatang tanpa ada intimidasi serta intervensi.
”Siapa pun yang menginginkan perubahan kami berharap agar bisa hadir ke TPS, berikan dan salurkan suaranya secara baik,” tandas Parimus. (ang/ign)