Kapal layar motor (KLM) Armada Bahari Mulya milik PT Perairan Niagara Raya mengalami kecelakaan akibat diterpa ombak besar dan angin kencang di Perairan Laut Jawa, sekitar 80 Mil ke arah barat laut dari Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur, Rabu (16/12) pukul 09.00 WIB.
====
Informasi yang dihimpun Radar Sampit, kapal bermuatan 600 ton pupuk tersebut bertolak dari Pelabuhan Gresik menuju Pelabuhan Kendawangan, Provinsi Kalimantan Barat pada Minggu (13/12) pukul 20.00 WIB.
Ada enam kru kapal di dalamnya, yakni Muhammad Ishak (41) sebagai nakhoda, Soleman Wong sebagai Mualim (31), Andi Luki Farid (37) sebagai KKM, Edy Moh Paryanto (56) sebagai masinis, dan dua orang lainnya sebagai juru mudi bernama Nasrun (31) dan Sakariya (44).
Menurut Ishak, sepanjang perjalanan selama tiga hari, cuaca cerah dan pelayaran aman serta lancar sampai Selasa (15/12) pagi. Namun, pada Rabu (16/12), tiba-tiba langit berubah kelabu. Angin kencang disertai ombak besar dengan ketinggian sekitar 2,5 meter terus menghantam kapal hingga air laut masuk ke kapal.
”Kami berusaha kembali putar arah membelakangi ombak, namun air yang masuk ke dalam kapal semakin banyak dan seluruh pompa air kami tidak mampu mengurangi air yang masuk karena ombak juga masuk dari belakang," ujarnya.
Enam kru kapal terus berusaha mengeluarkan air laut dengan pompa, namun air tidak berkurang dan justru bertambah banyak.
”Hingga pukul 08.00 WIB, air sudah semakin banyak mengenai mesin induk. Lalu kami berpikir untuk menyelamatkan diri sebelum kapal tenggelam. Kami bersiap memakai life jacket dan mengemasi barang yang bisa diambil dan diselamatkan. Kemudian kayu rakit kami turunkan ke laut. Barang-barang dan dokumen kami naikkan ke atas rakit, lalu kami satu per satu melompat di atas rakit. Kami meninggalkan kapal sekitar pukul 09.00 WIB dalam kondisi kapal sudah tenggelam," kata Ishak.
Selama hampir 30 jam mengapung di lautan dengan bantuan rakit, enam kru kapal berusaha memanggil bantuan lewat radio VHF (very high frequency). Namun, tidak ada satu pun yang merespons. ”Di atas rakit kami terus bertahan sambil menunggu kapal yang lewat," kata Ishak.
Setelah penantian panjang, enam kru kapal mendapat pertolongan pada Kamis (17/12) sekitar pukul 13.00 WIB dari kapal kargo MV Forshythia milik PT Pelayaran Inti Internasional tujuan ke Sampit, Kotim.
”Sekitar jam 18.00 WIB Jumat (18/12), kami tiba di muara Sampit dan dibawa ke daratan menggunakan kelotok warga dan dibawa ke KKP Sampit. Semua kru kapal selamat," katanya.
Direktur Agen Kapal PT Pandawa Rahmat Utama Sampit Muhammad Rasid, rekan dari pemilik kapal yang dinaiki korban mengatakan, pihaknya telah melaporkan kejadian itu ke kantor Kesyahbandaran Otoritas Pelabuhan ( KSOP) Kelas III Sampit.
”Pemilik kapal kebetulan kenal dengan saya, sehingga saya yang membantu segala proses penyelesaian atas kejadian tenggelamnya KLM Armada Bahari Mulya," kata Rasid.
Mengetahui kejadian tersebut, Kepala Seksi Keselamatan Berlayar Penjagaan dan Patroli KSOP Sampit Baslan Damang mengatakan, telah melakukan koordinasi dengan kantor kesehatan pelabuhan (KKP) terkait tenggelamnya kapal KLM Armada Bahari Mulya.
”Semua kru kapal dalam keadaan selamat. Kami sudah menerima keterangan lengkap dan enam kru kapal menginginkan agar dapat dipulangkan secepatnya," pungkasnya. (hgn/ign)