PANGKALAN BUN - Sejumlah calon penumpang pesawat DI Bandara Iskandar Pangkalan Bun gagal berangkat karena tidak memiliki dokumen rapid test antigen. Calon penumpang ini masih membawa rapid test antibodi dan tidak tervalidasi petugas KKP setempat.
Kebijakan penerapan rapid test antigen kepada semua calon penumpang pesawat melalui Bandara Iskandar sejak Selasa (22/12). Namun ternyata masih banyak calon penumpang yang masih membawa dokumen rapid test antibodi. Sebagian penumpang menganggap kebijakan baru tersebut dianggap membingungkan karena terkesan mendadak dan minim sosialisasi.
Rasya Petugas KKP Kelas III Sampit yang bertugas di Bandara Iskandar Pangkalan Bun mengatakan, masih banyak calon penumpang yang membawa dokumen rapid test antibodi di hari kedua penerapan rapid test antigen di Bandara Iskandar Pangkalan Bun. “Rapid test antibodi itu hanya diperbolehkan untuk anak-anak sampai maksimal 12 tahun,” katanya.
Akibatnya ada penumpang yang gagal berangkat karena dokumen wajib itu tidak tervalidasi. “Karena yang dibawa dokumen rapid test antibodi bukan rapid test antigen jadi kita tidak bisa memvalidasinya,” kata Rasya.
Ia menyebut bahwa para calon penumpang yang gagal berangkat itu datang pada menit-menit akhir keberangkatan sehingga tidak sempat lagi mengurus dokumen rapid test antigen. “Dari pagi sampai siang ada lima orang. Itu ada yang sendiri dan ada yang datang dengan rombongan. Namun yang tervalidasi saja yang kita perbolehkan masuk ke terminal Bandara,” jelasnya.
Seementara itu berdasarkan informasi lapangan biaya layanan rapid test antigen belum sepenuhnya mengikuti batas yang telah diatur pemerintah. Sejauh ini harga rapid test antigen di Rumah Sakit Citra Husada Pangkalan Bun mencapai Rp350 ribu dan Klinik Permata Ibu Kumai Rp300 ribu.
Terpisah Kepala Dinas Kesehatan Kobar Ahmad Rois mengatakan bahwa untuk tahap pertama tempat pelayanan rapid test antigen yakni Labkesda, Rumah Sakit Citra Husada Pangkalan Bun, Klinik Permata Ibu Kumai, dan Klinik milik PT Bumitama Gunajaya Agro (BGA) Kecamatan Kotawaringin Lama.
“Namun Labkesda ini tidak melayani permintaan mandiri. Sedangkan tiga tempat lainya melayani rapid test antigen mandiri,” ujarnya.
Namun masih ada sejumlah tempat yang mengajukan untuk pelayanan rapid test antigen yakni klinik milik PT WSSL, Klinik PT BJAP dan Laboratorium Terra.
“Pasti tempat yang mengajukan untuk rapid test antigen akan terus bertambah. Jika tempatnya terstandar sesuai dengan pelayanan kesehatan maka kita berikan rekomendasi. Sejauh ini sudah ada tujuh tempat dan pasti bakal bertambah,” bebernya. (rin/sla)