SAMPIT – Kondisi pandemi Covid-19 terjadi di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), dan membuat aktivitas masyarakat lebih banyak dilakukan di rumah. Sehingga secara otomatis sampah rumah tangga yang dihasilkan akan menjadi lebih banyak. Namun, berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kotim, volume sampah menurun dari tahun sebelumnya.
Petugas angkut sampah Nadi (30) merasa sampah di Kotim terus mengalami peningkatan dalam setiap tahun. Terlebih saat ini pandemi, sampah rumah tangga sangat banyak setiap harinya yang harus diangkut, dari depo menuju TPA.
Bahkan menurut Nadi, sampah masyarakat di Kotim ini, dari tahun ke tahun semakin meningkat. Buktinya sudah jelas, jumlah penduduk semakin bertambah, otomatis sampah masyarakat meningkat.
“Kalau terjadi penurunan, penurunan dari mananya, karena saya yang bekerja, merasa sampah terus meningkat, bahkan setiap tahun terus meningkat,” ucap Nadi.
Nadi berharap, agar masyarakat dapat membantu penanganan dalam menyikapi persoalan sampah. Penumpukan sampah sering dialami, apalagi di kawasan permukiman padat penduduk. Kebijakan pemerintah yang memberlakukan jadwal membuang sampah mulai 14.00 - 20.00 WIB tidak dipatuhi.
“Masyarakat buang sesuka hati, di pinggir jalan yang bukan tempat sampah, sehingga menyulitkan para petugas sampah,” terangnya.
Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah, Bahan, Berbahaya, Beracun (LB3) DLH Kotim Gatot Ismutarto mengatakan, volume sampah selama tahun 2020 mencapai 18.166 ton. Angka ini mengalami penurunan dibandingkan pada tahun 2019 yang mencapai 25.562 ton.
“Penurunan volume masyarakat kemungkinan besar terjadi karena selama masa pandemi Covid-19, masyarakat tidak merayakan lebaran maupun pesta tahun baru sehingga membuat volume sampah ditahun ini mengalami penurunan,” kata Gatot Ismutarto, belum lama ini.
Dalam sehari kata Gatot, volume sampah dapat mencapai 60 - 70 ton. “Sekali angkut truk sekitar 6 - 7 ton tergantung pada besar kecilnya sampah,” ujarnya.
Selama ini sampah lebih didominasi dari sampah rumah tangga yang berat berbeda - beda. “Ada sampah - sampah plastik yang terlihat banyak tetapi bobot yang berat. Ada juga sampahnya sedikit bobotnya berat seperti botol - botol kaca, dan barang tak terpakai lainnya,” ujarnya.
Dalam setiap hari, penghitungan volume sampah dicatat di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Jalan Jenderal Sudirman KM 14.
“Tiap hari ada petugas pencatat yang menimbang setiap bobot sampah, sehingga dalam sehari volume sampah terus berubah dan dihitung rata - ratanya per bulan,” ujarnya.
Sementara itu, untuk sampah limbah sawit dan limbah rumah sakit tidak dibuang di TPA. Sampah limbah sawit dari perusahaan biasanya ada pihak ketiganya. Limbah dibawa ke Jawa untuk diolah, sedangkan limbah rumah sakit juga punya wadah tersendiri, dan ada pula yang dimusnahkan dengan cara dibakar dan ada juga yang dikubur atau ditimbun. (hgn/dc)