PROKAL.CO,
Mereka tidak pernah bisa pergi jauh dari Sungai Arut. Pagi, siang hingga sore hari menghabiskan waktu dengan bermain di derasnya arus sungai yang menuju hilir. Riak air dari jemari mungil kehitaman yang memegang erat pengayuh kecil berbentuk segi empat, membawa perahu triplek melaju membelah sungai besar di Pangkalan Bun ini.
KOKO SULISTYO, Pangkalan Bun
Galih Andika (10) satu dari sekian banyak anak yang tinggal di bantaran Daerah Aliran Sungai (DAS) Arut. Dia bersama teman-teman sebaya seakan tidak bisa jauh dari aktivitas bermain di sungai.
Sungai Arut yang membelah Kota Pangkalan Bun menjadi dua bagian, darat dan bawah tersebut menyimpan sejuta cerita bagi bocah seusainya atau bagi warga bantaran secara keseluruhan.
Pandemi Covid-19 yang membuat anak-anak tidak bisa bersekolah tatap muka. Mereka dirundung kebosanan. Mudah saja bagi para orang tua di Kelurahan Raja Seberang bila ingin mencari buah hatinya, yakni ke Sungai Arut. Dipastikan belasan anak-anak itu berada di sana untuk mandi di sungai terpanjang di Kotawaringin Barat itu.
Salah satu magnet anak-anak menuju sungai adalah perahu triplek. Perahu dengan konstruksi sederhana itu adalah sarana anak-anak untuk bermain.