PULANG PISAU – Ekspektasi Restorasi Gambut dan Mangrove Republik Indonesia (BRGM-RI), untuk mendongkrak pendapatan dan hasil panen melimpah untuk masyarakat bisa dibuktikan. Ini setelah secara resmi Kepala Badan BRGM-RI Hartono Prawiraatmadja bersama, pejabat Pemerintah Provinsi Kalteng menggelar panen raya perdana di Desa Talio Hulu, Kecamatan Pandih Batu Kabupaten Pulang Pisau.
Panen perdana padi tersebut jika dikalkulasi mencapai lima sampai enam ton, dengan luasan 40 hektare dari lahan seluas 121 hentare, dengan masa tanam dari Oktober 2020 sampai Januari 2021, yang dikelola oleh kelompok tani setempat, dengan tujuan mendukung ketahanan pangan sesuai program langsung presiden RI Joko Widodo.
"Untuk kualitas padi yang ditanam diareal gambut seluas 121 hektare, dan dipanen hanya 40 hektare hasilnya lumayan bagus. Nah ini panen padi perdana di areal gambut, artinya ini di luar ekspektasi, luar biasa keberhasilannya. Andai tak terkendala bisa mencapai delapan ton,” ujar Hartono, saat ditemui di Desa Talio Hulu.
Dia menyampaikan bahwa mulai penanaman padi Desa Talio Hulu, yang tujuannya untuk meningkatkan perekonomian warga setempat serta menjadikan kawasan setempat, lumbung pangan terlambat atau telat waktu penanamannya. Sehingga dengan keterlambatan waktu itu, sebagian hasil padi yang ditanam bersumber dari DIPA Anggaran Pendapatan Belanja Pusat (APBN) belum optimal.
“Ini akibat curah hujan yang cukup ekstrem serta genangan air yang cukup tinggi di kawasan lahan persawahan, sedikit mengganggu kualitas padi tersebut. Panen padi dari lahan 40 hektare ini, belum sempurna, karena adanya gangguan dan serangan penyakit sehingga tidak sempurna hasilnya," jelas Hartono.
Lanjut dia, meskipun demikian dalam panen padi perdana bisa dikatakan bagus, dan sudah termasuk baik, biasanya kalau panen perdana sulit mencapai angka atau capaian enam ton.
“Namun, tetap akan mengevaluasi mengenai penyebab terganggunya pertumbuhan padi yang ditanam di lahan gambut tersebut. Terutama masalah saluran pengairan yang selama ini harus diatur benar - benar, agar air di lokasi sawah tidak tidak berlebih dan dapat mengganggu pertumbuhan padi,” jelasnya.
Dia menekankan bahwa persoalan pengairan di lokasi sawah menjadi perhatian, sehingga kedepannya bisa dibenahi,hingga pertumbuhan padi bisa sesuai dengan harapan masyarakat, petani dan pihak.
“Terkait permintaan petani, jelasnya seperti perbaikan tata air, jalan usaha tani dan lainnya. BRG siap membenahi tata air, kalau jalan usaha tani sampaikan ke kementerian lain. BRG sudah melakukan banyak dari bantuan hand traktor, alat perontok padi, dan lain langsung dirasakan manfaatnya oleh petani,” pungkasnya.
Sementara itu, Asisten II Setda Kalteng Nurul Edy menambahkan, pemerintah kalteng sangat mengacungi jempol dengan keberhasilan ini, yakni keberhasilan panen perdana dengan jumlah enam ton bekerja sama dengan BRGM-RI membantu revitalisasi lahan - lahan pertanian di Kalteng.
“Intinya mendukung dan tetap berharap bisa juga kawasan food estate, lahan pertanian bukan hanya di Kabupaten Kapuas dan Kabupaten Pulang Pisau. Untuk pemprov meminta BRGM-RI dalam program kedepan, bisa mengarah Kabupaten Katingan dan Kabupaten Seruyan. Karena memiliki lahan potensial sebagai penanaman padi untuk ketahanan pangan bukan hanya Kalteng, tapi juga Indonesia,” pungkasnya. (daq/dc)