NANGA BULIK- Banjir yang melanda sebagian besar wilayah Pulau Jawa dan Kalimantan Selatan beberapa waktu lalu mulai berpengaruh terhadap pasokan cabai dan sayur dari luar daerah.
“Stok menipis, jadi harganya juga ikut naik. Modalnya sudah mahal duluan,” ungkap Imah, salah satu pedagang sayur di Pasar Saik Nanga Bulik, Minggu (21/2).
Minimnya stok juga membuat pedagang harus berebut untuk mendapatkan cabai. Selain pasokan dari Pulau Jawa melalui Kumai, biasanya juga ada yang dari Banjarmasin dan hasil panen petani lokal. Saat ini harga cabai rawit eceran mencapi Rp 15 ribu per ons alias mencapai Rp 150 ribu per kilogram.
“Kalau kiloan masih dapat Rp 120-130 ribu. Tapi karena harganya sekarang mahal, banyak yang beli sedikit-sedikit,” ungkapnya..
Sementara itu harga sayur lainnya juga rata-rata naik Rp 500-1000 per kilogram. Tiap pedagang memiliki harga standar berbeda, tergantung darimana mereka dapat pasokan. “Corona belum hilang, harga bahan pangan ikut naik semua, penghasilan makin menurun. Sulit kita membagi uang belanja supaya cukup untuk makan sehari-hari,” ungkap Dinah, janda beranak satu yang mengaku bekerja sebagai pembantu rumah tangga ini. (mex/sla)