Tim gabungan berupaya keras mencari korban kecelakaan kapal karam yang belum ditemukan di Perairan Tanjung Puting, Kabupaten Kotawaringin Barat. Sejumlah kendala dihadapi tim meski upaya maksimal telah dilakukan.
Cuaca buruk dan besarnya gelombang menjadi kendala serius pencarian tujuh nelayan yang hilang akibat tenggelamnya kapal. Keganasan alam membuat tim penyelamat harus ekstra hati-hati dan menahan diri agar tak menambah korban celaka.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Palangka Raya M Hariyadi mengatakan, para nelayan yang hilang sebagian berasal dari Brebes, Jawa Tengah. ”Kami terus melakukan pencarian korban kecelakaan kapal terbalik di Perairan Tanjung Puting,” ujarnya.
Upaya pencarian mendapat bantuan dari Kapal SAR Laksana dari Basarnas Banjarmasin sepanjang 40 meter dan KSOP Kumai. Selain itu, dibantu helikopter Polda Kalteng.
Dia melanjutkan, melalui udara, tim melakukan observasi cuaca dan memutuskan kembali ke Bandara Iskandar Pangkalan Bun karena hujan lebat disertai angin kencang di lokasi area pencarian.
”Sampai sore terus melakukan pencarian. Lantaran cuaca buruk, kami kembali ke Pelabuhan Kumai dengan hasil masih nihil. Pencarian akan dilanjutkan besok (hari ini, Red),” ujarnya, seraya menambahkan, pencarian dilakukan hingga 20 mil dari lokasi tenggelamnya kapal.
Selain itu, pihaknya juga telah memberikan informasi mengenai tenggelamnya kapal itu pada nelayan sekitar lokasi. ”Diharapkan nelayan yang melintas perairan Kobar dan melihat ada tanda KM Putri Ayu 3, bisa melapor ke Basarnas maupun posko gabungan di Pelabuhan Panglima Utar Kumai,” tandasnya.
Seperti diberitakan, kecelakaan pelayaran menimpa kapal nelayan KM Putri Ayu 3 yang membawa 13 orang. Kapal itu terbalik di Perairan Tanjung Puting, Kabupaten Kotawaringin Barat, setelah diterjang ombak besar. Akibatnya, satu orang tewas dan tujuh nelayan hilang. Lima lainnya berhasil diselamatkan.
Informasi dihimpun Radar Sampit, kecelakaan itu terjadi Senin (16/8) lalu. Namun, petugas baru mendapatkan laporan sehari setelahnya, Selasa (17/8). Nelayan selamat, yakni Abdul Wahid, Ahmad Royani, Yendri Putra, Toridin, dan Wasiman. Nelayan meninggal bernama Toiman.
Tujuh nelayan yang hilang, yakni Tomy Bagus Putra, M Fery Irawan Mustafa, Rahmad Hidayat, Sarul Gunawan, Ikhwanul Mukminin, Mamuri, Nashekin. Upaya pencarian dilakukan tim gabungan dari Rescuer KPP Palangka Raya, Pos AL Kuala Pembuang, KSOP Sampit, KSOP Kumai, dan masyarakat setempat.
Kejadian bermula ketika kapal nelayan tersebut berangkat dari Muara Baru, Jakarta, menuju Laut Jawa untuk mencari ikan pada 10 Agustus. Setelah enam hari berlayar, tepatnya Senin (16/8) dini hari, di Perairan Tanjung Puting, cuaca buruk melanda. Kapal itu terbalik setelah dihantam gelombang besar. (daq/rin/ign)