SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

BARITO

Rabu, 01 September 2021 14:49
Angin Kencang Hancurkan Kebun Melon Petani di Sampit
PANEN CEPAT: Petani melon di Jalan Bumi Asri Sampit terpaksa harus memanen lebih cepak kebun melonnya, Senin (30/8).

 Hujan deras disertai angin kencang di Kotawaringin Timur berdampak buruk terhadap petani melon. Batang pohon melon roboh sehingga buah harus dipetik sebelum waktunya panen. Jefri Herlambang, petani melon di Jalan Bumi Asri, Sampit, mengatakan bahwa  ambruknya batang melon terjadi sekitar lima hari yang lalu saat hujan deras dan angin kencang.

“Ada 1500 batang melon yang masih belum waktunya panen banyak yang rubuh. Mau tidak mau harus dipanen,” kata Jefri. Jefri menjelaskan, buah melon membutuhkan masa tanam hingga panen di kisaran 90-110 hari. Sedangkan, melon yang dipanen  masih berumur 70 hari atau 2 bulan lebih 10 hari.

“Menanam buah melon memang butuh perawatan ekstra. Sangat rawan diterpa angin kencang dan hujan. Perlu banyak tongkat penyangga untuk menopang batang agar tidak roboh,” katanya. Akibat angin kencang, sekitar 1 ton buah melon dibagikan ke tetangga. Saat dikunjungi Wakil Bupati Kotawaringin Timur Irawati pada Senin (30/8), dia panen lagi melon yang ambruk sebanyak 600 kg.

”Melon yang masih di pohon tidak rubuh sekitar 300 kg,” kata pria yang sudah bertani selama 15 tahun ini. Jefri mengatakan, tanaman buah melon baru pertama kali ditanam. Satu sachet bibit melon varietas jumbo dapat menghasilkan 1500 batang. “Bibitnya dibelikan oleh Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Ketapang. Ini masih masa percobaan, petani lain juga ada yang mencoba tanam, enggak ada yang sanggup karena memerlukan perawatan ekstra,” katanya.

Untuk 1500 batang melon dapat menghasilkan 2,5 ton melon dengan penghasilan bersih sebesar Rp 12 juta. “Kondisi normal harga jual dari petani Rp 10 ribu per kg. Karena kemarin kebun saya diterpa angin, harga jual anjlok di kisaran Rp 7 ribu – Rp 8 ribu per kg. Di pedagang harga jual di kisaran Rp 12-15 ribu per kg,” ungkapnya.

Ditanya kerugian, Jefri tak ingin menyebutnya. Dia merasa tak ada ruginya menjadi petani, hanya saja keuntungan menjadi tipis saat melon panen sebelum waktunya.

“Dari segi ukuran sudah ideal rata-rata 4 kg per buah, hanya karena belum waktunya panen, rasanya kurang manis. Dibilang rugi ya enggak seberapa, cuma untungnya tipis saja,” katanya sambil tertawa ringan.

Baru mencoba menanam melon dan mendapatkan ujian diterpa angin kencang tidak membuat dia putus asa. Bahkan, Jefri sudah mempersiapkan lahan tanam baru untuk menanam tanaman buah melon seluas dua kali lipat dari sebelumnya.

Ada dua jenis melon yang biasa ditanam petani, yakni melon varietas jumbo dan melon varietas noni. Petani lebih cenderung menanam varietas jumbo dikarenakan lebih aman dari bahaya virus yang biasa membuat  daun menjadi kuning dan batang menjadi kerdil. “Saya rencananya ingin tanam melon varietas jumbo lagi untuk 3000 batang. Letaknya  sekitar 50 meter dari lokasi kebun yang sebelumnya. Tanah sudah saya balur dan persiapan tanam. Kemungkinan akhir tahun sudah bisa panen,” kata Jefri, Selasa (31/8).

Dirinya bersyukur mendapatkan bantuan bibit buah melon untuk kedua kalinya dari Dinas Pertanian Kotim melalui PPL Ketapang. “Saya dapat 1 bungkus lagi. Harganya Rp 400 ribu, bisa untuk 1500 batang. Satu sachet lagi saya beli sendiri, karena di Sampit belum banyak yang menanam melon saya tetap semangat menanam melon lagi,” katanya. Selain menanam buah melon, Jefri memiliki lahan seluas 2 Ha yang ditanami cabai, tomat, terong, timun, aneka sayur-sayuran.

“Kebunnya berbeda-beda. Khusus tanaman hortikultura ada di Jalan Bumi Indah dan untuk sayur-sayuran seperti sawi sendok, bayam, kangkung, kemangi, selada kebunnya di Jalan Bumi Asri di depan rumah saya,” katanya.

Dirinya pun membina para petani lain untuk menanam berbagai jenis tanaman di satu lahan. Seperti terong, timun, dan sayur-sayuran yang masa panennya lebih cepat. Seperti timun membutuhkan waktu 40-50 hari, terong dan tomat masa tanam sekitar 2-3 bulan, sayur-sayuran masa tanam sekitar 20 hari.

“Sebelumnya saya menanam timun karena harganya lagi anjlok Rp 3 ribu per kg dari harga normal Rp 6-7 ribu per kg, akhirnya saya beralih menanam  sawi, kangkung, kemangi, bayam. Masa panen lebih cepat, hasilnya bisa mencukupi kebutuhan sehari-sehari. Kalau semua lahan ditanami melon, sudah masa panen lama, enggak makan keluarga saya,” tandasnya.

Sementara itu Wakil Bupati Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Irawati langsung mengunjungi petani melon di Jalan Bumi Ayu, Senin (30/8). Irawati perihatin setelah melihat kebun yang porak poranda dihantam angin dan hujan deras. Batang buah melon rubuh. 

“Ada ratusan batang melon yang diterpa angin,” kata Irawati saat mengunjungi kebun petani, Senin (30/8). Dirinya menyambangi petani setelah mendapatkan kabar dari penyuluh pertanian lapangan (PPL) di Kelurahan Ketapang. Dirinya mengajak masyarakat Kotim membeli hasil kebun petani.

“Saya mohon masyarakat Kotim membeli hasil panen dari petani. Seperti melon ini rasanya cukup manis, segar dan harganya jauh lebih murah,” katanya.

Irawati menginginkan kedepannya agar hasil petani dijual di pasar rakyat yang khusus menjual hasil kebun petani lokal. “Saya ingin ada pasar rakyat khusus yang menjual hasil kebun petani lokal. Masyarakat bisa berbelanja dengan harga yang standar,” katanya. (hgn/yit)

loading...

BACA JUGA

Kamis, 05 Desember 2024 11:18

Pasar Murah di Lamandau Bersamaan dengan Safari Natal

NANGA BULIK- Jelang hari besar keagamaan yakni Natal, Pemerintah Kabupaten…

Rabu, 04 Desember 2024 10:07

Pemkab Lamandau mulai Safari Natal

NANGA BULIK - Memasuki bulan Desember, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lamandau…

Selasa, 03 Desember 2024 10:21

Pemkab Lamandau Sosialisasikan Metrologi ke Masyarakat

NANGA BULIK- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lamandau, menggelar kegiatan sosialisasi pelayanan…

Senin, 25 November 2024 10:32

RSUD Lamandau Berencana Buka Layanan Hemodialisa

NANGA BULIK – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lamandau telah …

Jumat, 22 November 2024 10:36

Inovasi ”Sidin Beramal” Permudah Pengurusan Izin

NANGA BULIK - Pelayanan publik di Kabupaten Lamandau masih menghadapi…

Rabu, 20 November 2024 10:33

HKN, Pelayanan Kesehatan Wajib Ditingkatkan

NANGA BULIK - Penjabat Bupati Lamandau Said Salim mengapresiasi seluruh…

Senin, 18 November 2024 12:29

Pj Bupati Ajak Masyarakat Tetap Jaga Persatuan dan Kesatuan

NANGA BULIK - Suhu politik menjelang hari pemungutan suara Pemilihan…

Jumat, 15 November 2024 17:30

Susun RKA dengan Perhatikan Skala Prioritas

KUALA KURUN - Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pada…

Jumat, 15 November 2024 17:28

Tahapan Pilkada Perlu Pengawasan Bersama

SUKAMARA - Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM Setda Sukamara…

Jumat, 15 November 2024 17:27

Guru Penggerak Harus Tingkatkan Kualitas Belajar di Kelas

NANGA BULIK- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lamandau terus mendorong peningkatan kualitas…
Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers