Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Sugianto Sabran menegaskan, pelayanan kesehatan untuk masyarakat terdampak banjir menjadi perhatian khusus. Pemerintah Provinsi Kalteng telah mengirim sejumlah tenaga kesehatan untuk ikut membantu pelayanan kesehatan yang diberikan kabupaten terdampak banjir.
Masyarakat yang terdampak banjir memerlukan pelayanan kesehatan, karena sejumlah penyakit sudah menjadi ancaman. Seperti, diare, muntaber, demam berdarah, hingga kewaspadaan terhadap penularan Covid-19 harus diperhatikan penanganannya.
”Makanya yang didistribusikan pemerintah tidak hanya bahan makanan, tapi juga ada obat-obatan yang dikirim bersamaan dengan dukungan dari petugas kesehatan,” katanya, kemarin.
Tim kesehatan kabupaten ditambah dukungan provinsi, diperintahkan memberi pelayanan maksimal kepada masyarakat. Tak hanya pada kondisi saat ini, namun hingga pascabanjir. Berbagai jenis penyakit bisa menulari masyarakat jika sistem layanan kesehatan tidak diperhatikan serius.
”Kalau soal penyakitnya, tidak hanya saat sekarang. Makanya saya minta tenaga kesehatan, para dokter dan tim yang berangkat jangan pulang dulu sampai pascabanjir selesai,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kalteng Suyuti Syamsul mengatakan, pelayanan kesehatan terhadap korban banjir hanya bersifat pengobatan dasar. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan dilakukan rujukan ke fasilitas kesehatan jika ditemukan masyarakat yang memerlukan pelayanan khusus. Pelayanan yang diberikan bersifat bergerak, dari satu RT ke RT lainnya atau disiapkan pada satu titik yang mudah dijangkau masyarakat. Selain obat-obatan, tim kesehatan juga membawa makanan tambahan untuk ibu hamil dan balita, serta masker untuk mendukung protokol kesehatan tetap.
”Kalau cuma diare, gatal-gatal atau sakit maag karena stres menghadapi banjir, ya diobati langsung di tempat. Tapi, kalau perlu pelayanan medis khusus atau perlu kebutuhan yang spesialistik, pastinya akan langsung dirujuk,” ucapnya.
Disebutkan, tim kesehatan yang dikirim dari provinsi akan bergantian agar pelayanan yang diberikan tetap maksimal dan kesehatan tim juga tetap terjaga. Tentu dengan sistem ini masyarakat yang terdampak banjir tetap bisa mendapat pelayanan kesehatan secara menyeluruh.
”Setelah tiga hari, tenaga kesehatannya akan ditarik, ganti dengan lainnya. Begitu seterusnya. Jadi, pelayanan kesehatan diupayakan tetap optimal,” tandasnya. (sho/ign)