Masyarakat yang tinggal di sekitar Sungai Mentaya diminta waspada terhadap kemunculan buaya. Saat ini merupakan musim kawin dan musim bertelur buaya. Dalam kondisi ini, buaya cenderung agresif.
Komandan BKSDA Pos Jaga Sampit Muriansyah mengatakan, pada kondisi banjir ada kecenderungan satwa liar keluar dari sarangnya. Beberapa hal yang harus dilakukan untuk mencegah satwa liar masuk rumah antara lain membersihkan rumah dan halaman dari tumpukan barang, kayu, seng, dan lainnya. ”Ular senang bersembunyi di tempat tersebut,” tambahnya.
Pencegahan berikutnya adalah menutup lubanglubang jalur tikus, sebab ular mengejar tikus sebagai mangsanya. Kemudian tutup lubang jalur pembuangan air ke selokan atau parit dengan kawat baja. ”Potong dahan pohon yang mengenai atap rumah. Ular bisa masuk ke plafon rumah lewat dahan pohon yang mengenai atap rumah,” terangnya.
Sebelum membongkar barang-barang, ada baiknya disemprot terlebih dulu dengan pembasmi serangga. Ular akan keluar karena tidak senang dengan baunya. ”Bagi yang memelihara ternak seperti ayam, itik, bebek, kelinci, kambing, dan hewan ternak lainnya, sebaiknya setiap hari cek kondisi kandang dan bersihkan. Ular paling suka berada di tempat tersebut. Karena ular mengejar bau kotoran ternak dan memakan ternak,” jelasnya.
Seperti yang terjadi pada Kamis (11/11) malam, Selvi menemukan ular di rak sepatu yang terletak di depan rumahnya, Jalan Sukabangsa, Kecamatan Baamang. Saat itu rumahnya memang tergenang banjir akibat hujan deras yang turun terus menerus belakangan ini.
Ibu dua anak ini mengaku dia orang yang pertama kali melihat ular sawa sepanjang kurang lebih 2 meter tersebut. Selvi menambahkan, ular sawa itu bersembunyi di rak sepatu yang terletak di teras rumahnya. Selvi memberitahu suaminya, lalu suami beserta adik iparnya menangkap ular tersebut. ”Malam itu pas saya keluar mendengar bunyi berisik. Saya kira ayam. Pas saya perhatikan, ada ular di rak sepatu,” ungkapnya. (yn/yit)