Banjir yang merendam jalan Trans Kalimantan jalur Kasongan-Kereng Pangi membuat pengendara harus berjuang keras untuk melintas. Rendaman air ada lebih dari 20 titik. Waktu tempuh perjalanan yang biasanya hanya 20 menit, menjadi dua jam lebih di jalur tersebut. “Banjirnya lumayan parah. Airnya terus naik. Harus hati-hati melintas,” kata Rahman, salah seorang sopir yang melintas, Minggu (14/11) sore .
Pantauan Radar Sampit, genangan air dimulai dari Km 1 Kasongan – Palangka Raya. Sepanjang jalur sampai Kereng Pangi terendam banjir. Masing-masing titik yang terendam sepanjang 100 – 200 meter. Kedalamannya bervariasi. Bahkan, ada yang sepaha orang dewasa dengan kondisi arus yang deras.
Wawan, salah seorang pelintas dari Palangka Raya mengatakan, penanganan jalur tersebut perlu solusi jangka panjang. Pasalnya, sudah dua kali dalam tahun ini ruas tersebut kebanjiran. Bahkan sampai memutus transportasi. “Kalau tak ada solusi, setiap hujan deras akan seperti ini,” kata warga yang berniat menuju Sampit ini. Untung, sopir dari Palangka – Raya menuju Sampit, mengaku gugup saat melewati jalur itu. Terutama saat melintas titik banjir yang cukup dalam.
“Mesin sempat hampir mati. Harus benar-benar fokus agar tidak terjebak di lubang jalan. Apalagi petugas tak berjaga di semua titik banjir untuk memandu,” ujarnya. Banjir tersebut membuat puluhan kendaraan harus antre melintas. Derasnya arus air juga membuat pelat beberapa mobil sampai lepas. Menurut warga setempat, ketinggian air terus naik. Apabila hujan kembali turun, tidak menutup kemungkinan jalur itu bisa putus.
Kapolres Katingan AKBP Paulus Sonny Bhakti Wibowo melalui Kasatlantas Iptu Lenina Olin mengatakan, ruas jalan Kasongan-Kereng Pangi sempat ditutup. Jalan kembali dibuka dengan sistem satu arah alias buka tutup. Untuk kendaraan truk muatan berat disarankan tidak melintas. ” Kendaraan roda empat dan roda dua dapat melalui jalan ini. Tetapi dengan tetap memperhatikan arus lalu lintas dan ketinggian debit air Sungai Katingan yang meluap, ” Sebutnya.
Menurutnya, gorong-gorong mengalami kerusakan akibat tersapu derasnya arus banjir. Kerusakan ditanggulangi dengan cepat oleh tim menggunakan alat berat. “Kami ingatkan agar masyarakat untuk berhati-hati melalui jalur tersebut,” sebut Lenina Olin. Dia menegaskan, ruas jalan ini bisa saja ditutup kembali jika kondisi jalan tidak bisa dilalui kembali. “Kita lihat perkembangan nanti seperti apa,” ujarnya.
Selain di Kasongan, banjir juga melanda Desa Penda Barania (Bukit Rawi), Kecamatan Kahayan Tengah, Kabupaten Pulang Pisau (Pulpis). Debit air terus meningkat, membuat Jalan Trans-Kalimantan yang menghubungkan Palangka Raya-Barito terendam air sepanjang dua kilometer. Kedalaman air di Bukit Rawi mencapai 90 centimeter sehingga semua kendaraan tidak bisa melintas.
Kapolres Pulpis AKBP Kurniawan Hartono melalui personel di lokasi banjir mengatakan, ketinggian air semakin bertambah. Dia mengharapkan pengendara yang ingin melintas dari Barito ke Palangka Raya atau sebaliknya, untuk menunda perjalanan.
“Untuk hari ini kami laporkan bahwa ketinggian air di Desa Penda Barania (Bukit Rawi) semakin tinggi. Kami mengimbau pengendara memutar balik atau tidak melanjutkan perjalanannya, karena lokasi jalan yang terkena banjir tidak mungkin bisa dilalui,” katanya, Minggu (14/11) kemarin.
Sementara itu Camat Kahayan Tengah Siswo menjelaskan, ruas jalan yang mengalami banjir awalnya hanya mendapati 1,2 kilometer, kini menjadi 2 kilometer. Debit air mengalami peningkatan mencapai 80 hingga 90 centimeter.
”Beberapa hari sebelumnya debit air naik 10 centimeter, maka ketinggian sekarang menjadi 80 centimeter, terapi dari laporan terbaru mencapai 90 centimeter, karena dari update sudah menghalangi ketinggian 73 centimeter dan panjang ruas jalan sekarang 2 kilometer,” ucapnya. Siswo mengimbau pengendara jangan memaksakan diri karena bisa mati mesin seperti yang telah terjadi beberapa kali di lokasi banjir.
”Kalau kendaraan roda dua masih bisa menggunakan kelotok, warga yang ingin melintas dibantu dengan perahu karet. Kita juga membantu penyeberangan secara gratis untuk masyarakat, aparatur sipil negara (ASN), tenaga kerja harian lepas (TKHL) atau honorer,” jelasnya. (ign/der/sos/yit)