Banjir dari luapan Air Sungai Kahayan mulai berdampak bagi kesehatan masyarakat. Sejumlah warga yang mengungsi mulai mengalami berbagai penyakit, seperti batuk, infeksi saluran pernapasan akut, diare, pusing, hingga gatal-gatal.
”Banyak yang mengeluh gatal, pusing, batuk, dan lainnya. Kami berikan obat sesuai keluhan dan kami melakukan pemeriksaan secara gratis,” kata Enilisa, petugas medis di posko banjir Pasar Kahayan, Selasa (16/11).
Enilisa menuturkan, kesehatan pengungsi memerlukan perhatian serius. Diharapkan warga tetap menggunakan air bersih dan menjaga pola hidup sehat meski dilanda bencana.
”Semoga kondisi ini segera berlalu dan pengungsi bisa sehat tanpa menderita penyakit yang serius. Kami petugas medis siap melakukan pengecekan kesehatan,” ujarnya.
Salah satu warga terdampak, Wati, mengatakan, sudah beberapa hari ini rumahnya terendam dan menyulitkan aktivitasnya. Dia dan keluarga terpaksa mengungsi lantaran kediamannya sudah tak bisa ditempati karena ketinggian air melebihi batas normal.
”Ini pilihan terakhir. Apalagi kami tidak ada keluarga (di Palangka Raya), ya mengungsi ke posko saja. Keluhan saya, gatal dan batuk-batuk. Termasuk diare. Kami berharap pemerintah lebih optimal memperhatikan masyarakat,” ujarnya, seraya menambahkan, untuk kebutuhan makan dan minum terpenuhi dengan baik selama di posko.
Banjir di Palangka Raya tercatat melanda empat kecamatan di 19 kelurahan. Pemerintah Kota Palangka Raya menyediakan delapan posko. Total warga terdampak mencapai 10.619 orang. Banjir juga merusak fasilitas umum, seperti jembatan, rumah ibadah, jalan, dan fasilitas pendidikan.
Ketua DPRD Kota Palangka Raya Sigit K Yunianto mengatakan, pemerintah harus sigap dan cepat menangani bencana. Hal utama memperhatikan keselamatan dan kesehatan masyarakat, termasuk mendirikan posko dan dapur umum agar warga tidak kesulitan memenuhi kebutuhan makanan.
Dia menegaskan, dalam kondisi sekarang, tidak ada istilah pemerintah tak memiliki anggaran penanganan bencana. Pemerintah harus bisa bertindak dan melakukan penanganan dengan baik dan optimal. Jangan sampai masyarakat semakin sengsara.
”BPBD wajib bergerak lebih baik dan optimal. Perhatikan konsumsi masyarakat. Perhatikan juga kesehatan mereka. Jangan tidak jalan, karena ini penting dan harus sesegera mungkin. Jangan sampai tidak jalan. Kalau tidak jalan artinya tidur,” ujar Sigit.
Sigit menambahkan, pemerintah kota harus benar-benar membantu seluruh warga terdampak. Jangan hanya fokus pada satu lokasi. Dana cadangan tanggap darurat bisa digunakan untuk membantu warga.
”Koordinasi dengan semua pihak dalam penggunaan dana itu agar tidak salah penggunaannya. Pokoknya tidak ada istilah tidak ada dana. Banjir ini bencana alam dan tidak usah mencari kesalahan siapa-siapa. Cari solusi agar tidak terulang lagi,” tegasnya.
Selain itu, lanjut Sigit, pemerintah juga harus membantu petani yang gagal panen akibat sawahnya terendam. Salah satunya dengan mendistribusikan benih baru dan mengajarkan petani metode praktis dan jitu bercocok tanam dalam kondisi sekarang.
Koordinator Nasional Pantau Gambut Abas mengatakan, gambut sangat penting dalam penyerapan air dan mencegah banjir. Karena itu, keberadaan gambut harus dijaga untuk menghindari bencana. (daq/ign)