Kejahatan keji pembuangan bayi yang kembali terulang harus segera dihentikan. Perilaku biadab itu dinilai bukan perbuatan manusia normal. Bahkan, disebut-sebut lebih kejam dari binatang. Pelaku layak dihukum seberat-beratnya karena berupaya merampas kehidupan anak tak berdosa. Demikian respons yang dihimpun Radar Sampit terkait peristiwa penemuan bayi dengan kondisi memprihatinkan di Jalan Jaksa Agung Suprapto, Minggu (12/12) lalu. Publik meradang dan ramai-ramai mengutuk perbuatan yang diduga kuat dilakukan orang tua bayi tersebut.
”Binatang buas sekalipun, singa misalnya, sayang pada anaknya. Bahkan, saya pernah punya kucing yang kehilangan anaknya, sang ibu mencari seharian. Pembuangan bayi itu memperlihatkan pelakunya lebih kejam dari hewan,” kata Dewi, warga Baamang, Sampit, Senin (13/12).
Karyawati sebuah perusahaan swasta ini mengaku geram saat membaca berita terkait pembuangan bayi tersebut. Dia menduga pelakunya orang tuanya sendiri yang mencoba merampas hak hidup anaknya. Pasalnya, apabila tak segera ditemukan, bayi perempuan itu bisa saja meninggal karena diletakkan begitu saja tanpa alas dan pakaian.
”Seharusnya, jika tak sanggup merawat atau malu karena hasil hubungan gelap sekalipun, bayi yang dilahirkan diberikan pada orang lain, bukan dibuang dengan cara seperti itu,” katanya. Wakil Bupati Kotim Irawati juga berang dengan perbuatan pelaku. Sebagai seorang ibu, dia mengutuk orang tua yang dengan sengaja menelantarkan bayi perempuan tersebut. ”Sungguh biadab perlakuan orang tuanya. Binatang saja melindungi anaknya,” katanya.
Apabila kasus tersebut terungkap dan pelakunya diringkus, Irawati berharap diberikan hukuman seberat-beratnya agar kejadian itu tidak terus terulang. ”Harapan saya pelaku dihukum seberat-beratnya biar ada efek jera. Agar tidak terjadi lagi kasus serupa pembuangan anak,” ujarnya. Irawati yang menyempatkan diri membesuk bayi tersebut di RSUD dr Murjani Sampit, mendoakan agar bayi yang dia panggil dengan nama Siti Aisyah itu menjadi anak yang solehah dan memiliki masa depan cerah.
”Mudahan nanti menjadi pribadi yang baik dan penurut sesuai namanya. Semoga dede kecil yang ditelantarkan dan dibuang orang tuanya menjadi anak solehah, beriman, menjadi orang yang hebat nantinya,” ucapnya.
Ketua TP PKK Kotim Khairiah Halikinnor juga mengungkapkan keprihatinannya terhadap kejadian yang menimpa bayi mungil tersebut. Dia juga berharap kasus yang tengah diusut aparat kepolisian tersebut segera terungkap tak terjadi lagi di kemudian hari. Khairiah yang juga menjenguk bayi tersebut, berpesan kepada orang tua agar bersabar menghadapi permasalahan dan berpikir dua kali sebelum bertindak agar tidak memberikan dampak buruk terhadap anak yang tidak berdosa.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPPAPPKB) Ellena Rosie mengatakan, pihaknya langsung melakukan pendampingan terhadap bayi tersebut dengan menerjunkan beberapa personel.
Bahkan, lanjutnya, apabila kasus itu berlanjut pada proses hukum, pihaknya akan mendampingi sampai prosesnya selesai. ”Kami terus mengikuti dan memantau perkembangan kasusnya. Kami akan terus dampingi,” katanya.
Sementara itu, Kapolsek Baamang AKP Ratno mengatakan, kasus tersebut dalam penyelidikan. Pelaku pembuangan bayi masih diburu dengan memeriksa sejumlah saksi. Meski demikian, pihaknya lebih memprioritaskan kesehatan bayi.
Dari hasil pemeriksaan sementara, lanjutnya, bayi tersebut dibuang dengan cara diletakkan di semak-semak oleh pelakunya, bukan dengan cara dilempar. Hal itu dipastikan karena kepala bayi dalam kondisi baik.
”Untuk sementara kami belum mengetahui siapa pelaku di balik kasus pembuangan bayi ini. Yang jelas, anggota kami masih di lapangan untuk menggali semua informasi yang ada,” tegasnya.
Dirujuk
Wakil Direktur RSUD dr Murjani Sampit Akhya Ridzkie mengatakan, bayi tersebut dirujuk ke Rumah Sakit Betang Pambelum Palangka Raya untuk penanganan tangan kiri bagian atasnya yang patah. Kondisi bayi sudah mulai membaik, meskipun masih terdapat memar di lengan kirinya. Selain itu, tubuh mungilnya juga masih terdapat banyak bekas gigitan serangga.
Dia menjelaskan, dirujuknya bayi tersebut karena RSUD dr Murjani Sampit belum memiliki dokter spesialis bedah tulang dan sebagai upaya mempercepat pemulihan bayi. Penanganan lanjutan akan segera dilakukan rumah sakit rujukan. ”Berapa lama waktu penanganan tergantung pihak rumah sakit,” katanya. Sebelumnya diberitakan, seorang bayi ditemukan dengan kondisi memprihatinkan di semak belukar Jalan Jaksa Agung Suprapto, Kelurahan Baamang Hulu, Sampit, Minggu (12/12) siang. Bayi tersebut diletakkan tanpa alas maupun pakaian yang menutupi badan mungilnya.
Tangannya patah dan tubuhnya dikerumuni serangga. Selain itu, tali pusar yang masih menempel di perut dikerubungi belatung. Nyawanya berhasil diselamatkan setelah ditemukan tiga warga yang membersihkan kebun di lokasi. Di tengah kesibukan membersihkan lahan, tiga warga itu mendengar tangisan bayi. Mereka lalu mencari sumber suara hingga menemukan bayi tergeletak di semak-semak. Kondisinya memprihatinkan, karena ada serangga dan tidak terbungkus kain. Bayi itu kemudian dievakuasi ke RSUD dr Murjani Sampit.
Berdasarkan keterangan tenaga medis, usia bayi diperkirakan sekitar dua hari. Hal itu dilihat dari warna tali pusarnya yang masih menempel saat ditemukan. Berat badannya 2,4 kilogram dengan panjang 45 sentimeter. Ada luka memar di lengan kiri atas yang diperkirakan akibat luka dalam, yakni patah tulang. (yn/sir/ign)