Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Tengah (Kalteng) Eko Marsoro menyebutkan, nilai ekspor yang berasal dari provinsi ini mengalami kenaikan yang cukup siginifikan dibandingkan dengan angka tahun lalu.
Secara akumulatif, nilai ekspor Kalteng pada Januari hingga Oktober mengalami kenaikan sebesar 63,44 persen dibandingkan periode Januari hingga Oktober 2020 yang lalu. Hal tersebut tentunya tidak lepas dari aktivitas sejumlah sektor usaha yang mulai meningkat.
“Bahkan total volume ekspor pada Oktober 2021 juga mengalami peningkatan sebesar 52,83 persen atau 563,40 ribu ton dibandingkan total volume ekspor September sebelumnya,” ujar Eko, kemarin.
Diungkapkannya, ekspor hasil tambang mempunyai kontribusi yang paling besar hingga 76,83 persen terhadap tota ekspor Kalteng hingga saat ini. Bahkan ekspor komoditas tersebut cenderung mengalami peningkatan, hingga Oktober kemarin.
Peningkatan nilai ekspor hasil tambang tersebut disebabkan oleh meningkatnya ekspor komoditas batu bara, biji zirconium, biji besi, biji alumunium (bauksit), dan biji timbal. Hal tersebut secara langsung memberi andil yang besar terhadap tingginya permintaan komoditas dari negara lain.
“Hingga saat ini memang batu bara menjadi komoditas utama ekspor Kalteng, kemudian dilanjutkan dengan kontribusi dari sektor industri lainnya, termasuk juga dari perkebunan,” ungkap Eko.
Menurutnya, Tiongkok masih tercatat sebagai negara tujuan utama ekspor Kalteng dengan 48,48 persen dari total ekspor yang ada. Di posisi kedua ada Jepang dan kemudian disusul oleh India dan beberapa negara lain, seperti Korea Selatan dan Malaysia.
Dilihat dari perkembangan saat ini tambahnya, ekspor ke negara tujuan mengalami peningkatan yang cupuk baik karena adanya peningkatan ekspor bahan mineral dan hasil tambang, yang dalam hal ini berkaitan dengan batu bara.
“Meningkatnya nilai ekspor Kalteng secara keseluruhan juga tidak lepas dari peningkatan ekspor hasil tambang untuk semua negara tujuan, kecuali Korea Selatan, Malaysia,” tandas Eko. (sho/gus)