Pemuda di Desa Samba Katung, Kecamatan Katingan Tengah, MJNA (20), yang tega membunuh pamannya sendiri, Muhammad Anang Syaiful (40), mengaku kecewa dan sakit hati terhadap korban. Pelaku yang ikut bekerja dengan pamannya itu merasa disakiti hatinya secara terus-menerus.
”Motif pembunuhan yang didapat dari pengakuan pelaku karena sering dikucilkan dan dipermalukan,” kata Kasat Reskrim Polres Katingan Iptu Adhy Herianto, Senin (3/1).
Dari pengakuan pelaku, lanjutnya, dia sering mendapat perlakuan kurang mengenakkan. Korban juga disebut beberapa kali berkata kasar terhadap pelaku. ”Pada akhirnya, pelaku nekat melakukan pembunuhan terhadap pamannya,” katanya. Lebih lanjut Adhy menjelaskan, pelaku dijemput korban sekitar dua bulan lalu dari Jawa untuk membantu bekerja di rumah makan desa tersebut.
”Korban sudah puluhan tahun merintis usaha berdagang bakso di desa setempat. Korban dan istrinya tinggal dan mempunyai satu anak,” ungkapnya. Berdasarkan pemeriksaan dan olah kejadian tempat perkara (TKP), korban dibunuh dengan senjata tajam dan digorok secara brutal di bagian leher sekitar pukul 03.00 WIB. ”Korban mengalami pendarahan cukup parah karena mengalami luka sabetan, ” katanya.
Setelah membunuh pamannya yang tengah tidur, pelaku keluar dari pintu depan dan bersembunyi di pinggiran Sungai Mati. Pelaku dibekuk selang dua jam setelah melakukan aksinya. ”Polsek Katingan Tengah berhasil mengamankannya sekitar pukul 05.00 WIB atau dua jam setelah membunuh pamannya,” tandasnya. (sos/ign)