Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Sugianto Sabran menyatakan, Pemerintah Provinsi Kalteng telah memfokuskan sejumlah kegiatan pembangunan di bidang infrastruktur jalan dan jembatan hingga laut, mulai tahun ini.
Dikatakannya, selain dari kegiatan reguler, pembenahan hingga peningkatan pembangunan tersebut juga bersumber dari multiyears atau kegiatan tahun jamak, yang sebelumnya sudah dianggarkan Rp 2,1 Triliun hingga tahun 2024 mendatang.
“Pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan ini sangat penting, karena kita ingin kegiatan-kegiatan ekonomi di sana menjadi lebih baik. Pemerintah sudah siapkan anggaran untuk kegiatan itu, jadi tahun ini banyak yang dikerjakan,” ujar Sugianto, Minggu (16/1) kemarin kepada media ini.
Ia mengakui di Kalteng masih minim infrastruktur. Bahkan hingga saat ini masih ditemukan jembatan di sejumlah daerah yang masih terbuat dari kayu. Demikian pula dengan infrastruktur jalan, yang beberapa titik masih memerlukan perhatian penuh. Baik dari sisi perbaikan, peningkatan hingga pembangunannya.
“Bicara mengenai pembangunan daerah, ya tentu persoalan infrastruktur ini memegang peranan penting. Sehingga memang dari sisi penanganannya harus dipacu supaya semua instrumen turut berjalan,” imbuhnya.
Sementara itu dari sisi infrastruktur laut, Sugianto kembali menekankan pentingnya percepatan pembangunan pelabuhan utama yang nantinya dijadikan sebagai sarana pendukung pengakut hasil sumber daya alam Kalteng.
Ia menegaskan, pembangunan pelabuhan utama ini tidak boleh lagi hanya sekedar perencanaan, namun kemudian harus ada progres tindak lanjut pengerjaannya. Karena itulah seluruh instansi terkait sudah ditekankan untuk mengawal seluruh tahapan pembangunan pelabuhan utama yang saat ini tengah berjalan. “Kalteng ini usianya lebih setengah abad lebih, tapi sampai sekarang belum memiliki pelabuhan utama. Karena itulah sekarang ini kita mulai melihat ke arah sana, mempersiapkan infrastruktur tersebut,” ucapnya.
Tuntutan pembangunan seluruh lini infrastruktur di Kalteng memang sangat besar, sehingga program-program di bidang tersebut tetap harus dilakukan dengan cara perlahan. Namun demikian, Sugianto menegaskan, bahwa pemerintah tetap konsisten dengan target penyelesaiannya. “Makanya itukan terus berlanjut, sehingga ada anggaran multiyears selain dari yang regulernya. Yang pasti akan tersentuh semua, tinggal bagaimana pelaksanaannya di lapangan saja,” tandasnya. Sebelumnya, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kalteng, Yulindra Dedy menjelaskan, program pemerintah terkait pengembangan pelabuhan laut yang sebelumnya sudah direncanakan akan dimulai pada tahun 2022 ini.
Salah satunya pengembangan Pelabuhan Bahaur di Kabupaten Pulang Pisau yang disiapkan sebagai infrastruktur pendukung program food estate. Dimana saat ini kajian pengembangan pelabuhan terserbut sudah selesai disusun oleh Kementerian Perhubungan pada tahun 2021 lalu, sehingga tahun ini sudah bisa dimulai pengerjaan fisiknya. “Mudah-mudahan progress fisiknya di tahun 2022 ini tidak ada halangan, karena itu sudah dibuka anggarannya oleh pusat. Kalau melihat progresnya, tentu kita yakin secepatnya dimulai,” katanya. Pengembangan Pelabuhan Bahaur dari semua sisi akan sangat dibutuhkan dalam upaya mendukung suksesnya program food estate. Sebab pemerintah menargetkan pelabuhan tersebut tidak hanya melayani angkutan orang, akan tetapi melayani bongkar muat hasil food estate yang bisa dikirimkan ke wilayah-wilayah di Indonesia.
“Makanya kan sudah berjalan dari tahun kemarin, sehingga sekarang sudah ada progres dari sisi tahapan awalnya. Kemudian pada tahun 2022 tinggal pelaksanaan lanjutannya untuk pengembangan pelabuhan,” ucapnya. Sementara itu untuk Pelabuhan Teluk Sampit di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), saat ini telah diusulkan untuk masuk dalam Rencana Induk Pelabuhan Nasional (RIPN) di pemerintah pusat. Seluruh persyaratan berkenaan dengan RIPN tersebut sudah disampaikan pemerintah provinsi, mulai dari kajian, perhitungan potensi dan lain sebagainya. “Yang penting Pelabuhan Teluk Sampit ini sudah masuk RIPN dulu, sehingga kapan kita mau membangun, tinggal membuat skema desain dan pemetaannya saja sudah bisa dijalankan,” pungkasnya. (sho/gus)