Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) mengingatkan, seluruh instansi penanggulangan bencana di kabupaten dan kota untuk meningkatkan kewaspadaannya terhadap potensi bencana alam. Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBPK Kalteng Falery Tuwan menyebutkan, dari data prakiraan potensi banjir dan gerakan tanah yang dikeluarkan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan Badan Informasi Geospasial (BIG), disebutkan seluruh daerah harus waspada terhadap potensi bencana yang ditimbulkan akibat hidrometeorologi. “Dari kabupaten dan kota diperlukan upaya pencegahan dalam meminimalisasi dampak ancaman bencana banjir dan gerakan tanah atau longsor yang mungkin timbul,” katanya.
Hidrometeorologi dijelaskannya, merupakan potensi bencana alam yang bisa terjadi sewaktu-waktu karena dipengaruhi oleh parameter tertentu, khususnya berkaitan dengan curah hujan, kelembapan, perubahan teperatur, dan angin. Falery menyebutkan, bahwa bencana banjir menengah di wilayah provinsi ini diperkirakan terjadi pada bulan ini dengan tingginya intensitas hujan.
Mengingat potensi bencana tersebut kemungkinan terjadi merata, maka seluruh daerah diingatkan mulai menyiapkan langkah-langkah untuk mengantisipasi dampak bencana banjir. “BPBD kabupaten dan kota serta instansi terkait untuk menyiapkan langkah-langkah dan upaya kesiapsiagaan guna mencegah dampak banjir dan tanah longsor serta kemungkinan lain yang dapat terjadi di daerah rawan,” imbuhnya. Dari sisi penanganan, dirinya yakin pemerintah daerah sudah sangat siap dari sisi sarana dan prasarana termasuk personelnya. Namun karena yang dihadapi bencana alam yang bisa datang sewaktu-waktu, maka seluruh pihak harus bergerak cepat untuk mengatasi masalah tersebut.
Selain mempersiapkan rencana aksi untuk kegiatan ke depannya, pemerintah kabupaten dan kota juga diingatkan untuk mulai memberikan edukasi kewaspadaan banjir, khususnya kepada masyarakat yang tinggal di bantaran sungai dan pemukiman padat penduduk. “Saya mengimbau semua pihak melakukan upaya kewaspadaan dan kesiapsiagaan untuk mengantisipasi dampak bahaya hidrometeorologi, seperti banjir yang bisa saja terjadi apalagi di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung saat ini,” pungkas Falery Tuan. (sho/gus)