SAMPIT – Kasus pencurian di wilayah Kecamatan Cempaga, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), belakangan ini cenderung meningkat. Maling di kawasan perkampungan itu menyasar sepeda motor, rumah kosong, hingga karet warga yang masih di kebun.
Pekan lalu, Joni, warga Desa Luwuk Bunter, harus kehilangan motornya yang diparkir di teras rumah. Kuda besinya yang baru saja dicuci tersebut hanya ditinggal sebentar saat hari mulai senja. Padahal, kondisi sekitar masih ramai dengan kegiatan warga.
”Motor itu disimpan di teras. Saat masuk sebentar ke rumah, tahunya motor itu sudah tidak ada,” kata Ardimansyah, ayah Joni, Kamis (5/5).
Dia menuturkan, motor tersebut milik anaknya yang dibeli secara kredit dan bakal segera lunas. Dia tak menyangka hari itu menjadi hari sial bagi anaknya. Padahal, kendaraan itu digunakan untuk bekerja dan mencukupi kebutuhan sehari-hari. ”Semoga saja bisa ditemukan kembali,” harapnya.
Pencurian juga dialami warga lainnya dengan rentang waktu berdekatan. Rumah warga jadi sasaran. Maling menggasak tiga drum. Papan lantai rumah warga yang berbahan ulin juga dijebol. Sekitar 15 keping ulin diangkut maling tersebut.
”Maling itu mencuri drum dan papan ulin untuk lantai dapur,” kata Tuah, warga setempat.
Selain barang berharga di rumah warga, maling juga menggasak karet yang masih berada di dalam tempurung dan baru disadap. Padahal, karet itu akan dijual untuk modal merayakan Lebaran.
”Ada beberapa kilo karet yang diambil dari kebun warga. Karet itu sebenarnya untuk modal sebelum Lebaran kemarin,” kata Sarwino, warga setempat.
Maraknya aksi pencurian dengan beragam modus itu membuat warga resah. Warga mulai waspada dan berupaya menjebak maling tersebut. Selain itu, anjing pemburu juga disiapkan untuk mengepung maling apabila tertangkap basah.
”Sudah puluhan tahun, dari dulu jarang ada kasus pencurian. Sekarang kok muncul? Kalau ada yang terpergok, akan kami buru dengan anjing supaya ada efek jeranya,” kata warga. (ang/ign)