Banjir yang melanda Desa Palangan, Kecamatan Kotabesi, membuat sembilan ruas jalan di wilayah itu lumpuh total. Bencana yang telah melanda selama dua pekan itu juga membuat aktivitas perekonomian warga terganggu.
”Semua akses jalan masyarakat terendam banjir dan ada satu ruas jalan yang cukup dalam, sehingga harus menggunakan rakit atau perahu,” kata Kepala Desa Palangan Anastasius Delik, (20/10). Delik menuturkan, ketinggian banjir di desanya berkisar 70 sentimeter – 1 meter. Sebanyak 155 kepala keluarga dari total 256 KK terdampak bencana tersebut.
”Semua rumah yang berada di bantaran sungai dan dataran rendah terendam banjir. Paling parah di RT 4/RW 1. Ketinggian air mencapai satu meter,” kata Delik.
Menurutnya, banjir sudah dua kali terjadi di wilayah tersebut. Pertama pada awal September yang terjadi selama sepekan. Banjir kali ini merupakan kedua kalinya. Pemkab Kotim telah menyalurkan bantuan paket bahan pokok pada warga terdampak.
”Desa kami menerima kiriman banjir dari arah hulu. Desa Palangan datarannya rendah, kurang lebih seperti Desa Hanjalipan. Jadi, kalau wilayah utara surut, kami yang mulai banjir ditambah kondisi pasang air laut, sampai sekarang genangan air masih bertahan,” ujarnya.
Delik menambahkan, selama banjir, aktivitas perekonomian masyarakat terganggu. Petani tak dapat berkebun dan hanya bertahan di rumah. Namun, bagi yang bekerja di perusahaan perkebunan kelapa sawit masih bisa beraktivitas. Itu pun harus menerjang banjir untuk menuju lokasi kerja.
Untuk pelayanan kesehatan, lanjutnya, Pustu dan Polindes sudah lama tak beroperasi. Apabila ada warga yang melahirkan, terpaksa dibantu dari tenaga kesehatan dari Desa Kenyala.
”Tenaga kesehatan pustu kami meninggal, sehingga sampai sekarang tidak ada petugasnya. Tenaga bidan juga tidak ada. Padahal, informasi yang kami terima, bidan di Desa Palangan sudah ditetapkan Juli lalu, tetapi sampai sekarang yang bersangkutan belum melapor. Hal ini sudah saya sampaikan ke Kepala Puskesmas Kotabesi dan Kepala Dinkes Kotim. Mudah-mudahan ada tenaga kesehatan yang mau ditugaskan ke desa kami,” ujarnya.
Sementara itu, banjir di wilayah tersebut juga membuat puluhan warga mulai mengalami gatal-gatal, batuk, pilek, hipertensi, hingga sakit sendi. Kebanyakan dialami warga usia anak-anak dan lansia.
”Ada 21 warga yang diperiksa kesehatannya. Ada keluhan sakit gatal-gatal, tetapi tidak banyak. Paling dominan sakit hipertensi, asam urat, maag, dan sendi yang dialami usia dewasa hingga lanjut usia (lansia),” kata Kepala Dinas Kesehatan Kotim Umar Kaderi. (hgn/ign)