SAMPIT – Banjir yang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Kotawaringin Timur telah berlalu. Aktivitas masyarakat kembali normal. Meski demikian, warga diminta tetap waspada terhadap banjir susulan apabila curah hujan kembali tinggi. ”Dari informasi yang kami terima dari kades dan camat empat desa yang beberapa hari lalu masih banjir, sekarang kondisinya sudah surut. Aktivitas masyarakat sudah kembali normal," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim Rihel, kemarin.
Berdasarkan laporan yang diterima BPBD Kotim, terakhir tercatat 388 rumah warga terdampak dan 6 rumah terendam banjir. Total keseluruhan dari empat desa yang sebelumnya masih dilanda banjir berjumlah 197 KK dengan 764 jiwa.
”Fasilitas umum, kesehatan sekolah, rumah ibadah, sudah tidak ada yang terendam," katanya.
Rihel menuturkan, wilayah utara paling sering dilanda banjir. Bencana itu tidak hanya merendam wilayah hulu, tetapi juga berdampak pada kecamatan di sekitarnya.
”Apabila Kecamatan Tualan Hulu banjir, maka wilayah Parenggean pasti ikut terkena dampaknya. Sebagian desa di wilayah atas hulu mulai surut, Parenggean masih bertahan dan banjir yang terakhir surutnya di Desa Hanjalipan," katanya.
BPBD Kotim masih memperpanjang status tanggap darurat banjir sampai 14 November 2022. ”Selama banjir, status tanggap darurat akan terus diperpanjang sampai 14 hari. Apabila curah hujan berkurang dan tidak ada banjir susulan, status tanggap darurat berakhir," ujarnya.
Camat Parenggean Siyono membenarkan dua desa yang sebelumnya banjir saat ini sudah surut. ”Desa Tehang dan Menjalin sudah surat sekitar lima hari yang lalu. Sekarang sudah tidak ada genangan banjir. Semua desa dan kelurahan yang tadinya terendam sudah surut," kata Siyono.
Camat Kotabesi Gusti Mukafi mengatakan, Desa Simpur dan Hanjalipan juga dikabarkan sudah surut. ”Hanya ada tiga rumah yang masih terendam banjir di Desa Simpur, cuma tidak parah. Desa Hanjalipan juga sudah surut dalam beberapa hari terakhir. Jalan perkampungan warga sudah terlihat, aktivitas masyarakat sudah kembali lancar," ujarnya.
Sebelumnya, banjir merendam Desa Hanjalipan selama kurang lebih 1,5 bulan. Sejumlah warga terpaksa mengungsi di tenda darurat yang disiapkan Dinsos dan BPBD Kotim di seberang desa yang tidak terendam banjir.
”Masyarakat sempat mengungsi selama sepuluh hari di tenda pengungsian, karena ketinggian banjir ada yang mencapai dua meter. Hampir semua rumah warga terendam. Ada yang tetap bertahan membuat rumah panggung darurat dan ada yang mengungsi. Selama seminggu ini banjir sudah surut. Kami juga bersyukur dan berterima kasih selama banjir bantuan dari berbagai pihak terus berdatangan," kata Sapransyah, Kades Hanjalipan. (hgn/ign)