Kantor Kesyahbandaran Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Sampit mengeluarkan surat peringatan larangan berlayar untuk kapal penumpang dan nelayan. Hal itu karena Laut Jawa saat ini tengah dilanda cuaca buruk dengan gelombang tinggi. Kepala KSOP Kelas III Sampit Sidrotul Muntaha, Jumat (23/12), mengatakan, surat edaran dikeluarkan mengacu informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
”Diperkirakan gelombang tinggi bisa mencapai kurang lebih lima meter. Untuk itu, diminta terhadap kapal, nelayan, maupun lainnya agar tidak memaksakan diri berlayar,” ucap Sidrotul. Bersamaan dengan kondisi tersebut, seluruh Tim SAR di wilayah perairan Sampit, baik SAR KPLP, Polairud, TNI AL, dan Basarnas, bersiaga memantau kondisi keamanan di perairan. ”Seluruh Tim SAR juga menyiagakan personel serta kapal patroli untuk pelaksanaan respons cepat,” ujarnya.
Berdasarkan pantauan di lapangan, kata Sidrotul, sebagian kapal saat ini sedang berteduh di sekitar muara perairan Sampit, menghindari gelombang tinggi. ”Kami berharap para nelayan dan kapal lainnya dapat memperhatikan cuaca dan menghindari berlayar dahulu,” katanya. Sementara itu, Kepala BMKG Stasiun Bandara Haji Asan Sampit Musuhanaya mengatakan, peringatan dini gelombang tinggi berlaku 23-24 Desember 2022. Ketinggian gelombang berkisar 2,5-4 meter. Berpeluang terjadi di perairan Kalimantan Tengah bagian barat, perairan Brebes-Pemalang, peraiaran Pekalongan-Kendal, perairan Semarang-Demak, perairan Jepara, perairan Pati-Rembang.
”Ketinggian gelombang 4-6 meter berpotensi terjadi di Laut Jawa bagian tengah dan perairan Karimun Jawa. Kapal nelayan termasuk kapal penumpang sangat tidak disarankan berlayar, karena cukup berisiko dan kami imbau masyarakat pesisir pantai agar tetap waspada dan hindari aktivitas di pinggir pantai, karena gelombang tinggi berpeluang terjadi di perairan Kalteng bagian barat,” ujar Musuhanaya.