Biaya penerbangan dari Sampit menuju kota besar di Indonesia lebih mencekik dibanding daerah lainnya di Kalteng. Kondisi itu membuat sebagian warga memilih memanfaatkan jasa penerbangan melalui bandara daerah tetangga yang menawarkan tarif lebih murah; Palangka Raya dan Pangkalan Bun. ”Saya sebagai pengguna transportasi udara sangat berat untuk biaya tiket saat ini dari Sampit. Contohnya ke Surabaya dan Jakarta paling tidak di angka Rp2 juta harga tiketnya. Sedangkan lewat bandara lain kadang Rp1,2 juta saja. Bedanya bisa sampai Rp1 juta kalau dari Sampit,” kata Kuncoro, warga Sampit, Jumat (17/2).
Kuncoro mengaku memilih”terbang” melalui Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya karena selisih harga yang terlalu besar. Meski biaya perjalanan darat sekitar Rp200-300 ribu, dia rela menempuh perjalanan sekitar empat jam karena dinilai lebih hemat. ”Sebenarnya yang dirugikan Kotim sendiri kalau orang banyak lewat bandara kabupaten lain. Kami juga bingung, kenapa harganya begitu mahal kalau dari Sampit,” kata dia.
Keluhan serupa disampaikan warga lainnya, Desi, seorang wiraswasta di Sampit. Dia mengaku sering berpergian melalui Pangkalan Bun atau Palangka Raya untuk menghemat biaya. Nominal uang yang dihemat dinilai lumayan besar, karena dia sering ke Jakarta mendatangi saudaranya. ”Mending menempuh empat jam jalur darat, lebih hemat Rp1 juta. Apalagi kalau tidak mendesak, saya memilih alternatif berangkat dari daerah lain,” katanya. Penelusuran Radar Sampit melalui laman Traveloka, harga tiket Sampit-Jakarta memang jauh lebih mahal dibanding dari Palangka Raya dan Pangkalan Bun.
Termasuk rute sebaliknya. Padahal, waktu tempuh maupun jenis pesawat yang digunakan hampir sama. Selisih harga yang mencekik juga berlaku untuk tujuan Surabaya dan sebaliknya. Station Manager Wings Air Sampit Nani membenarnya selisih harga tiket tersebut. Pihaknya juga kerap mendapatkan pertanyaan yang sama dari masyarakat. Hanya saja, pengaturan harga tiket langsung dilakukan manajemen, sementara pihaknya di lapangan hanya menjalankan.
”Pertanyaan dan saran yang masuk dari masyarakat kami sampaikan ke manajemen, semoga nanti bisa terjawab,” katanya. Wakil Ketua I DPRD Kotim Rudianur berharap ada solusi mengatasi mahalnya harga tiket pesawat di Sampit karena banyak dikeluhkan masyarakat. ”Mungkin pemerintah daerah bisa menelusuri apa penyebabnya. Kemudian dilakukan koordinasi supaya harga tiket bisa lebih murah,” ujar Rudianur.
Rudianur menuturkan, permintaan transportasi udara di Sampit terus meningkat, namun layanannya masih terbatas. Frekuensi penerbangan di Bandara Haji Asan Sampit masih terbatas dan harga tiket lebih mahal dibanding bandara lain. ”Masalah harga tiket ini perlu menjadi perhatian, karena berkaitan dengan kegiatan ekonomi masyarakat. Mudah-mudahan ini bisa dicarikan solusinya,” ujar Rudianur. Rudianur yakin apabila masalah itu bisa dicarikan solusinya, maka penerbangan di Sampit akan berkembang karena permintaan cukup tinggi. Pemkab Kotim perlu mencarikan solusi, karena transportasi udara juga mendukung kemajuan ekonomi. (ang/hgn/ign)