Warga Kota Sampit dihebohkan dengan peristiwa keracunan massal yang menimpa puluhan orang. Korban mengalami gangguan kesehatan setelah mengonsumsi penganan berbuka puasa berupa kue. Satu orang dikabarkan meninggal dunia akibat kejadian itu. Direktur RSUD dr Murjani Sampit Sutriso mengatakan, dirinya menerima laporan pasien yang ditangani di IGD terkait keracunan massal tersebut. Awalnya pasien yang diduga keracunan sebanyak lima orang. Namun, jumlahnya terus bertambah.
”Dari lima orang pasien, terus berkembang menjadi 13 orang. Sebagian dirawat inap dan sebagian masih tahap observasi di IGD,” kata Sutriso, Jumat (31/3). Kepala Bidang Pelayanan Medik RSUD dr Murjani Sampit Yulia Nofiany menambahkan, diperkirakan ada 30 pasien lebih yang ditangani di IGD dengan keluhan yang sama. Satu pasien dinyatakan meninggal dunia. ”Ada satu pasien berusia 60 tahun, dibawa ke IGD sudah kondisi meninggal dunia. Istrinya masih dirawat di Ruang Bougenvile dan cucunya juga masih dirawat di Ruang Asoka. Sekitar 20-an pasien di IGD lainnya masih dalam tahap observasi. Sebagian sudah pulang karena sakitnya tidak terlalu parah,” kata Yulia.
Menurutnya, pasien mengeluhkan sakit perut melilit selama empat hari terakhir. Pasien itu mengira sakit yang dideritanya karena maag. ”Ada pasien bersama anaknya sakit perut selama empat hari. Masuk IGD karena sudah tidak kuat menahan sakit. Diduga setelah makan kue Selasa lalu,” katanya. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kotim Umar Kaderi membenarkan kasus keracunan massal tersebut. ”Kami sudah melakukan pendataan. Ada sebanyak 33 ditambah dua pasien lagi data yang masuk. Tersebar di Baamang, MB Ketapang, Kotabesi, Cempaga, dan Antang Kalang,” kata Umar Kaderi saat mengunjungi pasien.
Informasinya, puluhan korban membeli kue di tempat yang sama. Kue itu dikonsumsi pada 28-30 Maret 2023. ”Ada yang meninggal dunia. Diduga karena ada penyakit komplikasi lain,” katanya. Pihaknya telah menelusuri tempat penjualan kue itu dan mengambil sampel makanan yang bermasalah. ”Makanan itu informasinya dibuat sendiri. Sampel makanan sudah diambil dan sedang dalam pemeriksaan uji labkesda untuk mengetahui kandungannya. Untuk sementara kami meminta kue itu dihentikan penjualannya sampai hasil laboratorium diketahui,” katanya.
Sementara itu, Kapolres Kotim AKBP Sarpani mengatakan, pihaknya langsung bergerak mengusut peristiwa itu. ”Polres gerak cepat selidiki kejadian warga keracunan makanan,” katanya singkat. (hgn/sir/ign)