Kantor Kesyahbandaran Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Sampit mencatat masyarakat yang bepergian menggunakan angkutan laut dari Pelabuhan Sampit pada masa arus mudik Lebaran tahun ini sejak H-15 mencapai 6.304 penumpang. ”Total yang sudah diberangkatkan dari H-15 ada 6.304 penumpang. Masih ada tiga call atau tiga pelayaran lagi yang akan diberangkatkan dari Pelabuhan Sampit,” kata Kepala KSOP Kelas III Sampit Miftakhul Hadi, Minggu (16/4).
Kapal yang mengangkut pemudik dari Pelabuhan Sampit ada dua, yakni milik PT Dharma Lautan Utama (DLU) dan Pelni. Adapun tiga pelayaran yang tersisa sampai puncak mudik, di antaranya KM Leuser dan KM Kelimutu dari Pelni, serta KM Dharma Kartika III dari PT DLU. ”Puncak mudik pada 18 dan 20 April. Di tanggal 20 April ada dua kapal. Di tanggal itu menjadi puncak arus mudik karena tanggal terakhir dari Sampit,” jelasnya. KM Leuser dari Pelabuhan Sampit tujuan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang dijadwalkan berangkat 18 April pukul 13.00 WIB. Kemudian, KM Kelimutu dari Pelabuhan Sampit menuju Tanjung Emas Semarang pada 20 April pukul 14.00 WIB dan KM Dharma Kartika III menuju Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya pukul12.00 WIB.
Sementara itu, pada Minggu (16/4), sekitar pukul 09.31 WIB, KM Dharma Kartika III diberangkatkan dari Pelabuhan Sampit menuju Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya dengan mengangkut 560 penumpang. ”Ada 560 penumpang diberangkatkan tujuan Surabaya. Kendaraan kami bawa 41 unit sepeda motor, 24 unit mobil keluarga, dan 5 unit kendaraan logistik,” kata Manajer PT DLU Sampit Hendrik Sugiharto. Dia melanjutkan, sampai 16 April sejak H-15, sudah empat call atau empat pelayaran yang telah diberangkatkan PT DLU, dengan total 2.066 penumpang, 134 unit sepeda motor, 70 unit mobil kecil, dan 34 unit angkutan logistik.
”Masih ada satu call lagi tanggal 20 April. Tiketnya sebanyak 560 sudah terisi,” ungkapnya. Pantauan Radar Sampit, arus mudik penumpang tampak lancar dan tak terjadi penumpukan. Pasalnya, saat check in, penumpang langsung diarahkan menuju kapal. Namun, ada sedikit kendala saat embarkasi kendaraan roda dua karena kondisi air yang surut.
”Saat air surut, kami menyesuaikan keberangkatan di muara bertepatan dengan kondisi air pasang. Sejauh ini, terkait keberangkatan hanya sepeda motor yang mengalami kesulitan, sedangkan roda empat saat kapal datang kami sudah hubungi pemiliknya. Ketika air pasang kami lakukan kegiatan bongkar muat, jadi kendaraan keluarga sudah masuk dari hari sebelumnya,” katanya. (yn/ign)