Banyaknya calon penumpang yang tertipu membeli tiket secara online melalui jasa calo, direspons serius Kepala KSOP Kelas III Sampit Miftakhul Hadi. Dia bahkan turun langsung menelusuri praktik tersebut. ”Ada beberapa calon penumpang yang membeli lewat calo dan tertipu. Ada juga temuan tiket palsu, kertasnya Pelni, kapalnya milik DLU. Menyikapi kejadian ini, kami hanya bisa mengimbau seluruh masyarakat, jangan sampai terpancing penawaran calo,” katanya, Kamis (20/4).
Dia melanjutkan, pengawasan calo di luar kapasitas pihaknya. KSOP hanya bisa terus mengingatkan masyarakat sebagai calon penumpang yang ingin niat mudik agar tidak menggunakan jasa calo membeli tiket dan operator kapal, baik Pelni atau DLU. Pada keberangkatan arus mudik jadwal terakhir Kamis (20/4), Miftakhul juga melakukan penelusuran dengan menyamar menggunakan pakaian biasa.
”Hasil penelusuran saya setelah menemui beberapa penumpang, mereka mengaku membeli tiket mulai dari harga standar sampai ada di kisaran Rp1,1-1,5 juta per orang. Setelah saya tanya lebih mendalam, ternyata penumpang ini mendapatkan layanan antar-jemput dari rumah ke pelabuhan dan ada juga travel agen yang menawarkan pelayanan sampai mengantar ke tujuan kampung halamannya,” ujarnya.
Menurutnya, dengan harga lebih dari sejuta masih terbilang wajar dengan pelayanan agen travel yang diberikan. ”Dengan harga Rp1 juta lebih dikurangi ongkos tiket dan servis pelayanannya, antar-jemput saya kira itu harga yang masih di batas wajar. Asalkan travel agennya benar-benar bertanggung jawab, bukan agen abal-abal yang berniat negatif mencari keuntungan semata,” katanya. (hgn/ign)