PANGKALAN BUN – Dalam rangka menghadapi musim kemarau, jajaran Kodim 1014 Pangkalan Bun, menggelar simulasi posko Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla), sebagai langkah antisipasi terjadinya bencana tersebut di wilayah Kotawaringin Barat dan sekitarnya.
Kasi Ops Korem 102/Panju Panjung Mayor Inf Dwi Krostiyanto Kasi mengatakan, simulasi ini sebagai bentuk latihan untuk menghadapi karhutla dengan berkoordinasi dengan instansi terkait yakni Pemkab Kobar, Polri, maupun desa siaga dan lainnya. Sehingga apabila terjadi karhutla dapat ditangani dengan sigap dan cepat.
"Daro Danrem nanti menyampaikan ke Dandim, Dandim menyampaikan ke Danramil dan Danramil menyampaikan ke Babinsa yang daerahnya terkena hotspot," ujar Dwi, Rabu (25/5) kemarin, kepada Radar Pangkalan Bun.
Dwi melanjutkan, berdasarkan pengalaman tahun lalu, Pj Gubernur Kalteng telah mengintruksikan agar membuat Satgas pencegahan Karhutla. Dalam hal ini yang ditunjuk sebagai Komandan Satgasnya adalah Danrem 102/Panju Panjung. Kemudian untuk pelaksanaannya sendiri dalam hal ini anggota TNI dan instansi terkait BLH, BKSDA, BPBD dan instansi lainnya.
Sementara itu, Dandim 1014/PBN Letkol Inf Wisnu Kurniawan menjelaskan, pihaknya telah melakukan upaya pencegahan yang masih dilakukan hingga saat ini dengan melakukan sosialisasi dan patroli mencari tempat sumber air yang dekat dengan potensi karhutla.
---------- SPLIT TEXT ----------
"Simulasi latihan ini apabila bencana terjadi hubungan komando dan staf, Kodim bisa berkoordinasi dengan sesama staf dan instansi lain. Di situlah fungsi komando bekerja sama dengan para staf, dan bisa berkoordinasi melalui telpon," terangnya.
Wisnu meneruskan, selain itu pihaknya juga berkoordinasi terkait sarana dan prasarana untuk menghadapi karhutla dengan instansi terkait. Tidak hanya instansi terkait, perusahaan pun harus mengadakan pelatihan karhutla dan memenuhi saranaserta prasarana karhutla untuk penanganan di sekitar wilayahnya.
“Kami juga telah melakukan langkah pencegahan pemetaan rawan kebakaran, dengan teknik yang sama dan bekerja sama juga dengan pihak Taman Nasional mau pun Suaka Margasatwa untuk melakukan patroli ke tempat rawan kebakaran. Apabila kebakaran hanya berskala kecil dan masih bisa ditangani, maka kita tangani sendiri. Namun apabila pemerintah pusat sudah menetapkan bencana nasional, tentunya akan memerlukan bantuan dari daerah lain,” pungkasnya. (jok/gus)