SAMPIT – Peserta program keluarga berencana (KB) dengan metode operasi pria (MOP) atau vasektomi di Kotim tercatat baru 11 orang. Minimnya peserta karena banyak pria yang belum memahami tentang KB pria.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPPAPPKB) Kotim Imam Subekti menjelaskan, ada isu bahwa pria mengikuti program KB akan menyebabkan impotensi. Padahal, anggapan itu tidaklah benar. Kondisi inilah menjadi tantangan pemkab untuk terus menyosialisasikan kepada masyarakat tentang perlunya KB tidak hanya pada wanita, tetapi juga pada pria.
Imam mengapresiasi langkah Kepala Desa Bapanggang Raya, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, yang telah berperan aktif mengajak para pria di desanya untuk turut mengikuti KB. Pasalnya, 11 pria yang mengikuti MOP semua berasal dari Desa Bapanggang Raya.
”Jumlah ini cukup besar untuk suatu desa. Kami mengapresiasi Kades Bapanggang Raya, Syahbana. Beliau adalah tokoh KB pria sekaligus ketua kelompok KB Pria Perkasa yang dibina oleh bidan setempat. Jadi di Bapanggang Raya, karena kadesnya ikut KB pria, maka teman dan keluarganya juga ikutan,” terangnya.
Pihaknya berharap upaya yang dilakukan Kades Bapanggang Raya ini bisa menjadi contoh bagi kepala desa maupun lurah yang ada di Kotim. Untuk bersama-sama mendukung dan membantu upaya pemerintah dalam menyukseskan program KB, meski pun untuk saat ini pemerintah pusat belum menetapkan target untuk capaian MOP atau KB pria..
Menurutnya, capaian kepesertaan program KB dengan metode operasi pria (MOP) atau vasektomi di Kabupaten Kotawaringin Timur menjadi yang tertinggi se-Kalimantan Tengah.
"MOP di Kotim cukup tinggi," kata Imam Subekti.
Dirinya mengatakan, capaian tersebut berhasil mengantarkan Kotim sebagai perwakilan Provinsi Kalteng untuk penilaian capaian MOP di tingkat nasional. “Alhamdulillah, MOP terjadi peningkatan. Bahkan, Kotim juara 1 KB pria se-Kalteng dan nanti kita akan mewakili Kalteng ke tingkat nasional untuk MOP ini,” terangnya. (yn/yit)