Kontraktor proyek perbaikan jalan Trans Kalimantan di wilayah Desa Luwuk Ranggan, Kecamatan Cempaga, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), PT Lestari Nugroho, membantah perbaikan ruas tersebut sengaja diulur. Proyek itu berakhir pada Desember mendatang. Penimbunan agregat yang sudah berjalan tiga bulan, merupakan tahapan pelaksanaan kegiatan. Erwin, salah satu petugas pelaksana di lapangan mengatakan, jalur tersebut menjadi berdebu lantaran mobil penyiraman untuk jalan rusak. Hal itu membuat mereka tidak bisa mencegah debu jalanan beterbangan ketika kendaraan melintas.
”Kendala kami sebenarnya di mobil tangki penyiraman air, tapi nanti sore sudah akan kami aspal semua jalan tersebut,” ujar Erwin, kemarin (3/8). Beberapa hari terakhir ini, kata dia, pihaknya sudah rutin menyiram air untuk membasahi jalan, sehingga debu jalanan bisa diatasi dengan baik oleh kontraktor. Pantauan Radar Sampit siang kemarin, sejumlah usaha warga di jalur tersebut sebagian ditutup menggunakan plastik besar. Ada pula usaha yang tak buka. Debu langsung beterbangan ketika kendaraan melintas. Apalagi itensitas kendaraan melintas di ruas itu tergolong tinggi.
Kepala Desa Luwuk Ranggan Ardina mengatakan, jalan itu mulai disirami air hingga aspal curah setelah didesak masyarakat setempat. ”Sudah disiram dengan aspal curah. Mungkin akan segera diaspal,” katanya. Dia mengharapkan pengaspalan jalan segera dilakukan, mengingat masyarakat sudah cukup lama terdampak debu jalanan akibat tidak ada penyiraman air oleh pihak kontraktor. ”Sudah cukup lama debu jalanan ini menutup usaha dan pekerjaan masyarakat yang berdagang di sekitar jalan tersebut,” katanya. Sebelumnya diberitakan, tak jelasnya pengerjaan ruas jalan di wilayah Desa Luwuk Ranggan, membuat warga setempat gerah. Warga mengancam akan melakukan aksi unjuk rasa, karena sudah beberapa bulan ini jalan tersebut belum diaspal kontraktor pemenang lelang, PT Lestari Nugroho.
Warga yang tinggal di pinggiran jalan itu merasa tersiksa karena dalam tiga bulan terakhir rekanan tidak menyiram jalan yang sedang ditimbun agregat tersebut. Bahkan, sebagian warga menutup warungnya karena tidak tahan dengan debu jalanan. (ang/ign)