“Kita semua wajib terlibat untuk melaksanakan pencegahan, pemetaan, penegakan hukum, serta penangganan karhutla”, tuntasnya. (adv/dza)
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tanah Bumbu menggelar rapat koordiansi, Selasa (1/8) di kantor bupati, Batulicin. Rakor bertujuan membentuk satuan tugas untuk siaga kebakaran hutan dan lahan.
Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra pada Sekretariat Daerah Tanah Bumbu, Eka Saprudin membuka rakor tersebut. Hasilnya, Tanah Bumbu memasuki siaga Karhutla.
Eka mengatakan rakor ini bertujuan untuk menyamakan persepsi dalam sebuah penanganan titik api. Sehingga api tidak meluas, atau sampai merugikan pemukiman masyarakat dan kerusakan lingkungan.
“Melalui rakor ini kami mengharapkan kesiapan semua unsur untuk menyiapkan satgas penanganan Karhutla,” ungkapnya. “Kemudian bila terjadi bencana Karhutla di desa agar langsung kordinasi ke kecamatan untuk dikonfirmasi ke kabupaten,” sambungnya.
Soal strategi pencegahan, ia sebut harus ada data titik air. Sehingga jika api muncul, petugas bisa mendatangi titik air tersebut. Selain itu, Pemkab Tanah Bumbu juga akan memanfaatkan relawan yang sudah dilatih BPBD atau perusahaan.
“Prioritasnya agar terus memberi pembekalan pengetahuan kepada desa-desa untuk menyiapkan peralatan. Serta wajib memiliki relawan, khususnya desa yang rawan karhutla,” tekannya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Tanah Bumbu, Sulhadi menambahkan Karhutla di Bumi Bersujud punya siklus tiap empat tahunan.
“Sekarang yang ditakuti dunia adalah perubahan iklim. Karena bisa menyebabkan frekuensi bencana alam dunia naik drastis,” bebernya. Terkait kabut asap akibat kebakaran, kata Sulhadi ini bisa menjadi dampak buruk terhadap citra pemerintah. Sebab, Indonesia akan disorot negara tetangga.
“Kita semua wajib terlibat untuk melaksanakan pencegahan, pemetaan, penegakan hukum, serta penangganan karhutla”, tuntasnya. (adv/dza)