Para pelaku perjalanan di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) mengeluhkan tingginya harga tiket pesawat. Kondisi tersebut membuat warga yang akan bepergian dengan berbagai kepentingan menjerit. Meski demikian, harga tiket pesawat tetap dipatok maskapai penerbangan tak melebihi ambang batas yang ditetapkan. Terlebih saat ini hampir setiap hari pesawat dipenuhi penumpang mancanegara (wisatawan) yang akan berkunjung ke TNTP.
Salah seorang warga Pangkalan Bun, Ramadhan, mengeluhkan harga tiket pesawat yang cenderung semakin mahal akhir-akhir ini. Belum lagi untuk mendapatkan tiket sangat sulit. ”Harus pesan jauh-jauh hari, bahkan bisa sampai dua minggu. Belum lagi harganya mahal sekali,” katanya, Senin (14/8). Dia mengungkapkan, untuk tujuan ke Surabaya, dia harus pesan tiket selama tiga minggu sebelum jadwal keberangkatan. Untuk rute Pangkalan Bun menuju Surabaya, dia harus merogoh kocek sebesar Rp1.389.000, naik dari harga biasanya yang hanya berkisar Rp1 juta. Kemudian, tujuan Jakarta biasanya harga tiket Rp1,1 juta, naik jadi Rp1,8 juta. Parahnya, dengan rute sebaliknya, Jakarta – Pangkalan Bun, harganya melambung menjadi Rp2,7 juta. Itu pun harus antre pemesanan selama dua pekan.
”Makanya rute dari Jakarta menyerang dari Semarang, terus yang dari Semarang juga ikut naik,” katanya. Ramadhan melanjutkan, tiket tujuan Semarang yang biasanya Rp800-900 ribu, saat ini mencapai Rp1,6 juta. Apabila membeli dadakan bisa mencapai Rp2,3 juta. Plh Sekda Kotawaringin Barat Juni Gultom mengatakan, tingginya harga tiket dari dan ke Pangkalan Bun berpotensi meningkatkan inflasi.
Pemkab Kobar meminta pemerintah pusat merespons kebutuhan daerah terkait penambahan armada transportasi udara di Pangkalan Bun. Terkait mahalnya harga tiket, pihaknya telah memanggil manajemen maskapai yang beroperasi di Pangkalan Bun beberapa bulan lalu. Selain itu, juga bersurat ke Kemenhub untuk memaparkan permasalahan kondisi penerbangan di Pangkalan Bun. ”Kami juga mohon subsidi dari kementerian terhadap maskapai. Saat ini hanya ada dua maskapai yang beroperasi, yaitu Wings dan Nam Air. Kami sedang menjajaki maskapai lain agar bisa beroperasi di Pangkalan Bun,” katanya. (tyo/ign)