Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) terjadi selama delapan hari berturut-turut mendapat perhatian Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah. Dalam beberapa hari terakhir, helikopter milik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalteng dikerahkan untuk memadamkan kebakaran lahan yang sulit dijangkau oleh tim pemadam kebakaran jalur darat. Pada Sabtu (19/8), kebakaran lahan terjadi di enam lokasi berbeda yang tersebar di Kecamatan Baamang dan Mentawa Baru Ketapang. Jumlah ini belum termasuk karhutla di 15 kecamatan lainnya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kotim telah menerima laporan kebakaran lahan sekitar jam 09.00 WIB di Jalan Bumi Raya 1 depan Gerbang Perumahan Citra Mandiri. Titik lokasi ini merupakan kejadian baru yang langsung ditangani tim gabungan pemadam kebakaran. Kebakaran lahan kedua terjadi di Jalan Pramuka Gang Mufakat. Api muncul tak jauh dari tepian jalan yang hingga sore kemarin masih belum sepenuhnya bisa dipadamkan.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kotim Agus Mulyadi mengatakan, beberapa hari lalu juga terjadi kebakaran lahan di Jalan Pramuka Gang Nusantara, Gang Hidup Baru, sampai menjalar ke Jalan Ir Soekarno tepatnya depan Pondok Pesantren Modern Darussalam. “Kami belum dapat memastikan apakah api di lahan Jalan Pramuka sudah benar-benar padam atau belum. Jumat malam jam 21.30 WIB dilaporkan kebakaran lahan di dekat Perumahan Graha Pramuka yang sepertinya rembetan api yang menjalar beberapa hari yang lalu di titik yang sama dan kemudian menyebar. Malam tadi langsung ditangani oleh tim pemadam,” kata Agus Mulyadi, Sabtu (19/8).
Kejadian ketiga di Jalan Moh Hatta, jalur lingkar selatan yang berada dekat dengan Kantor Kecamatan MB Ketapang. “Kejadian kebakaran baru kamu terima informasinya jam 11.30 WIB, tim pemadam darat dan udara langsung dikerahkan. Siang hingga sore satu helikopter diturunkan untuk melakukan pengeboman air dari udara sebanyak 37 kali di lingkar selatan dan sekitarnya,” katanya.
Di waktu yang kurang lebih bersamaan, kejadian kebakaran lahan juga terjadi di Jalan Wengga Metropolitan depan Perumahan Deny Priyantoro dan dekat Asrama Dodit Jalan Kasuari. “Kejadiannya diketahui setelah dzuhur dan langsung tangani tim gabungan dari Manggala Agni dan Masyarakat Peduli Api (MPA) Baamang penanganan di Jalan Kasuari,” katanya.
Menjelang senja pukul 15.45 WIB, kebakaran lahan yang dikabarkan cukup besar terjadi di Jalan Pelita Barat yang ditangani oleh tim gabungan dari BPBD Kotim, Manggala Agni dan MPA Mentawa Baru Ketapang. “Belum dihitung berapa luasan lahan yang terbakar, informasi dari tim pemadam di lapangan, apinya cukup besar sehingga dikerahkan cukup banyak personel dari tim pemadam darat,” kata Agus. Sementara itu, temuan hotspot di Kotim yang dipantau melalui satelit BMKG Kotim mulai mengalami penurunan dari 63 titik pada dua hari yang lalu, turun menjadi 34 titik panas yang tersebar di wilayah Kotim.
“Dari pengamatan BMKG, wilayah Kalteng sudah menandakan masuk zona merah rawan berpotensi terjadi kebakaran sejak 23 Juli dan paling intens terjadi dalam dua minggu terakhir ini,” ujarnya. Kebakaran lahan membuat tim gabungan di Kotim bekerja ekstra tak mengenal waktu. Semua pegawai BPBD dikerahkan ke lokasi. Karena kasus kebakaran lahan masih terjadi setiap hari, BPBD Kotim diberikan dispensasi tidak ikut pawai pembangunan. ”Selama seminggu, setiap sore, saya selalu mengikuti zoom meeting bersama BPBD Kalteng dan instansi terkait untuk melaporkan perkembangan situasi kebakaran lahan terkini yang terjadi khususnya di wilayah Kotim,” tandasnya. (hgn/yit)