Asap dari kebakaran hutan dan lahan kian menyiksa sebagian warga di Kota Sampit. Bau sangit bahkan sudah menyusup sampai ruang rumah warga. Akibatnya, sejumlah orang mengaku mengalami penurunan kondisi kesehatan, terutama lemas dan sakit tenggorokan. ”Asapnya sudah masuk ke dalam rumah. Baunya jelas tercium. Beberapa hari ini tenggorokan saya mulai terasa sakit ketika menelan makanan. Badan juga terasa agak lemas,” kata Novan, salah seorang warga Sampit yang tinggal di wilayah Baamang Barat, Selasa (29/8).
Menurut Novan, kondisi itu juga dialami sejumlah anggota keluarganya yang lain. Meski demikian, dirinya belum berniat memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan, karena sakit yang dideritanya belum begitu berat. Sejumlah warga lainnya yang diwawancara Radar Sampit juga mengaku mengalami hal serupa. Kondisi demikian disebabkan amukan karhutla yang kian tak terkendali. Asap terus menerus diproduksi, menebar teror pada kesehatan manusia yang menghirupnya.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim, kemarin tercatat ada 16 titik karhutla. Laporan kebakaran tersebut diterima nyaris sepanjang hari. ”Total ada 16 lokasi kejadian kebakaran lahan yang ditangani tim gabungan dari BPBD, Masyarakat Peduli Api (MPA), Manggala Agni, DPKP Kotim, perwakilan TNI, dan Polri. Lima titik di antaranya merupakan kasus temuan baru, yang lainnya kejadian sudah berhari-hari. Ada yang 2-4 hari padam, kemudian menyala lagi,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kotim Agus Mulyadi. Selain pemadaman, tim gabungan juga mengamankan seorang terduga pelaku yang sengaja membakar lahan di Jalan Moh Hatta, Gang Rambutan.
Terduga pelaku itu diamankan aparat dari Polsek Ketapang. ”Untuk identitas dan motif pelaku masih dalam pemeriksaan kepolisian,” katanya. Selain jalur darat, pemadaman karhutla juga dilakukan melalui udara menggunakan perbantuan helikopter water bombing. ”Pengeboman air dilakukan di tiga titik di wilayah Baamang yang juga dikerahkan tim darat selama tiga jam memadamkan api. Helikopter juga dikerahkan menangani karhutla di Kecamatan Mentaya Hulu dan Teluk Sampit,” katanya.
Sementara itu, titik panas di Kotim kemarin terpantau sebanyak 131 titik dengan ISPU 99 MP. ”Temuan titik panas terbanyak di Mentaya Hilir Selatan sebanyak 66 titik,” katanya. Sementara itu, di Palangka Raya, kobaran api hingga menimbulkan asap pekat terjadi di kawasan Petuk Katimpun dan Jalan Ir Soekarno. Petugas gabungan sempat kesulitan lantaran besarnya kebakaran dan sulitnya akses menuju lokasi kejadian.
Belum diketahui luasan lahan yang terbakar. Sebagian warga turun ke lokasi, berupaya menahan api agar tak meluas. Pasalnya, bara karhutla tersebut kian mendekati pemukiman dan jalan. Plt Kepala BPBD Kota Emi Abriyanti mengatakan, meskipun belum dipastikan berapa hektare yang terbakar, namun dampak karhutla tersebut menimbulkan asap tebal dan membuat napas sesak. ”Lahan yang banyak terbakar di Kelurahan Petuk Katimpun dan Bukit Tunggal,” ujarnya. Emi melanjutkan, luasnya lahan yang terbakar dan sumber air yang minim menjadi kendala utama saat pemadaman. ”Kami tetap mengandalkan sumber air yang tersedia. Kami katakan pemadaman sulit dan memang belum tuntas, makanya harus dilakukan secara optimal berupa pendinginan,” jelasnya. (hgn/daq/ign)