Mantan anggota DPRD Kotim Yohanes Aridian menyesalkan bergulirnya informasi terkait kritikan dan tudingan terhadap DPRD yang lamban direspons. Pola komunikasi yang buruk berakibat tidak baiknya citra lembaga tersebut di mata publik. Hal tersebut berdampak pada pihaknya yang tengah mensosialisasikan diri maju dalam Pemilu Legislatif 2024 mendatang. ”Harus ada penjelasan dari lembaga DPRD Kotim agar masyarakat tahu apa yang sebenarnya terjadi. Di situ ada hak jawab Dewan dan harus digunakan,” tegas Yohanes, Senin (18/9/2023).
Menurutnya, menjelang Pemilu 2024, informasi demikian berdampak pada persepsi negatif masyarakat. Bahkan, ada bahasa yang muncul, bahwa salah satu motivasi caleg untuk membancak anggaran yang besar tersebut. ”Apalagi di masa mendekati pemilu ini banyak caleg sedang menarik simpati masyarakat. Kalau ini tidak dijelaskan secara transparan, bisa menjadi preseden buruk bagi pemilu di Kotim. Mungkin berimbas pada menurunnya partisipasi pemilih,” tegasnya.
Yohanes melanjutkan, liarnya informasi beredar tanpa ada klarifikasi resmi dan menyeluruh dari lembaga, secara otomatis akan membuka pintu bagi aparat penegak hukum melakukan penyelidikan mengenai kesahihan informasi yang berkembang. ”Kalau semuanya diam, ini akan jadi bola liar dan aparat penegak hukum akan menyelidiki apakah benar apa yang terjadi di publik menganai polemik anggaran yang terjadi ini,” kata Yohanes. (ang/ign)