SAMPIT – Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) Halikinnor meminta masyarakat yang melaksanakan pesta demokrasi tingkat desa agar tetap menjaga kekompakan dan persatuan. Begitu pun kepada calon kepala desa yang berkompetisi, agar berbesar hari menerima hasil.
”Karena dalam setiap lomba atau kompetisi, pasti ada menang ada kalah yang tidak bisa dihindari," ujar Bupati Kotim Halikinnor.
Sabtu (23/9) lalu, masyarakat di 76 desa telah melaksanakan pesta demokrasi pemilihan kepala desa (pilkades). Dari pantauan Halikinnor bersama rombongan yang meninjau tempat pemungutan suara (TPS) di sejumlah desa, pelaksanaan pilkades berjalan aman, lancar, dan kondusif.
Karena itu, setelah pesta demokrasi tingkat desa itu, Halikinnor berharap masyarakat tetap bersatu. Menurutnya, pada alam demokrasi, perbedaan pilihan terhadap kandidat pilkades, merupakan wajar dan lumrah. Oleh sebab itu, setiap orang harus bisa menghargai setiap perbedaan, namun harus tetap dalam kerangka persatuan dan kesatuan demi kemajuan desa, daerah, dan negara.
”Usai pilkades, kami harapkan agar masyarakat tetap bersatu. Jangan terpecah belah. Hargai perbedaan pilihan," tegasnya.
Halikinnor menuturkan, di Indonesia pilkades bukanlah hal yang baru. Bahkan, sebelum pemilihan kepala daerah secara langsung, pilkades secara langsung sudah lebih dulu dilakukan.
”Sebenarnya dari sisi pengalaman di Indonesia itu, lebih pengalaman pemilihan kepala desa, karena sudah secara langsung dari dulu," ujarnya.
Karena itu, jauh sebelum pilkades digelar, orang nomor satu di Kotim ini telah mengingatkan panitia pemilihan, mulai dari kabupaten, kecamatan, hingga desa agar betul-betul mempelajari regulasi yang ada guna menghindari munculnya gugatan pascapilkades.
”Berpedoman lah dengan itu (aturan). Jangan membuat kebijakan atau kesepakatan bersama, karena seringnya seperti itu, tapi begitu kalah, kesepakatan itu kalau sudah tidak sesuai dengan regulasi yang ada, pasti akan ada peluang celah digugat. Makanya berpedomanlah pada ketentuan yang ada," katanya.
Halikinnor juga mengingatkan panitia agar tegas. Apabila tidak bisa, katakan tidak bisa. Jangan memberikan peluang bagi yang kalah untuk menggugat.
”Walaupun ada deklarasi, ada pernyataan bersama siap menang siap kalah, tetapi namanya manusia, begitu kalah pasti mencari saja di mana celah. Berpegang teguh pada ketentuan, sehingga tidak ada celah gugatan," katanya.
Halikinnor menambahkan, dengan kedisiplinan terhadap aturan maupun regulasi, serta konsistensi pelaksana, akan menentukan apakah nanti akan ada gugatan atau tidak.
”Saya yakin kalau konsisten dengan ketentuan yang ada, tidak ada celah untuk menggugat," katanya. (yn/ign)