PALANGKARAYA- Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Pemprov Kalteng) menggelar upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila tahun 2023. Upacara dipimpin oleh Wakil Gubernur (Wagub) Edy Pratowo dan digelar secara khidmat di aula Jayang Tingang, Kompleks Kantor Gubernur, Palangka Raya, Minggu( 1/10).
“Berharap melalui peringatan hari Kesaktian Pancasila dari peristiwa G30S/PKI, agar dapat mengambil pelajaran akan pentingnya sikap mencintai tanah air, menjunjung tinggi dasar negara, dan mengamalkan Pancasila,” ujar Wakil Gubernur (Wagub) Edy Pratowo, saat memberikan arahan.
Jalannya upacara tersebut seharusnya dijadwalkan di luar ruangan. Namun lantaran saat ini udara di Kota Palangka Raya sedang tercemar oleh polusi asap akibat Karhutla , sehingga upacara dilaksanakan di dalam ruangan secara daring dan luring.
“Peringatan hari Kesaktian Pancasila ini kita jadikan momentum untuk mengenang para pahlawan revolusi yang telah gugur pada saat peristiwa G30S/PKI. Tentunya makna yang kita ambil dari peringatan Hari Kesaktian Pancasila ini, bahwa kita memiliki pedoman, pandangan dasar, falsafah negara, Pancasila sebagai benteng kekuatan kita yang terkandung di dalam lima sila Pancasila tersebut,” papar Edy Pratowo.
Dijelaskannya pula, sesuai Surat Edaran Mendikbudristek RI Nomor: 31328/MPK.F/TU.02.03/2023, upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila tahun ini diselenggarakan secara luring di kantor masing-masing, baik di tingkat pemerintah pusat, pemerintah daerah, kantor perwakilan RI di luar negeri, dan juga satuan pendidikan. Selaras dengan tema peringatan tahun ini yaitu "Pancasila Pemersatu Bangsa menuju Indonesia Maju",
Edy juga menegaskan, Hari Kesaktian Pancasila menjadi momentum untuk memperkokoh rasa kebersamaan dan persatuan. Lima kekuatan yang terkandung di dalam sila-sila Pancasila, diharapkan dapat terus memperkokoh kebersamaan, kekompakan, sehingga negara Indonesia semakin kuat, semakin maju di masa akan datang untuk bersaing dengan negara luar.
”Di manapun kegiatan itu. Kita komitmen menjaga kekompakan dan kebersamaan itu, negara kita semakin kuat, semakin maju di masa-masa mendatang,” tandasnya.
Untuk diketahui, Pemberontakan G30S/PKI menjadi salah satu peristiwa kelam setelah kemerdekaan Indonesia. Upaya pemberontakan yang terjadi pada tahun 1965 itu juga telah menyebabkan meninggalnya enam orang jenderal dan satu orang perwira, hingga mereka dinobatkan sebagai Pahlawan Revolusi.
Para Pahlawan tersebut diantaranya Jenderal Ahmad Yani, Letjen Mas Tirtodarmo Haryono, Letjen Siswondo Parman, Letjen R.Soeprapto, Mayjen Sutoyo Siswomiharjo, Mayjen Donald Isaac Pandjaitan dan Kapten Pierre Tendean.
Gelar Pahlawan revolusi ini didasarkan pada Keputusan Presiden pada tahun 1965. Namun, sejak ditetapkannya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan, gelar Pahlawan Revolusi juga diakui sebagai Pahlawan Nasional. (daq/gus)