Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) Halikinnor menegaskan, upaya pencegahan karhutla telah dilakukan dengan menyediakan pengadaan alat berat ekskavator di 17 kecamatan. Fasilitas itu sejatinya diharapkan bisa dimanfaatkan untuk petani agar tidak mengolah lahan dengan cara membakar. ”Kalau melihat lahan yang terbakar dekat permukiman, ada kecenderungan kemungkinan besar sengaja dibakar. Pemkab Kotim sudah bantu alat berat di 17 kecamatan, dengan harapan petani yang menggarap lahan dapat mengolah lahannya tidak dengan dibakar. Tapi, ternyata membakar lahan itu masih terjadi. Apalagi dengan kondisi saat ini, lahan kering ditambah angin, memperluas lahan yang terbakar,” katanya.
Selain itu, lanjut Halikinnor, pihaknya telah mengeluarkan sayembara pada masyarakat yang menemukan pelaku pembakar lahan, disertai bukti foto dan video, akan diberikan hadiah Rp10 juta. Namun, tak ada masyarakat yang melapor. Padahal, hal itu dilakukan agar masyarakat aktif meningkatkan kesadarannya. ”Akibat perbuatan satu orang, kita semua yang menanggung akibatnya dan dampaknya sudah mulai dirasakan, baik pendidikan, kesehatan, transportasi, sampai ekonomi,” katanya.
Lebih lanjut Halikinnor mengatakan, dirinya telah berkali-kali menyampaikan dalam setiap kesempatan pada ketua RT, kades, dan lurah di Kotim, agar mendata pemilik lahan kosong agar bertanggung jawab. Kemudian, menjaga kebersihan dan lahannya, jangan sampai terjadi kebakaran. Namun, instruksi itu tak berjalan sesuai harapan. ”Kami juga sudah melakukan berbagai upaya penanganan pemadaman oleh tim gabungan pemadam di darat dan udara menggunakan bantuan helikopter water bombing. Saya sudah sampaikan kondisi ini ke provinsi dan pemerintah pusat memonitor terus setiap saat. Apalagi kualitas udara di Kotim dalam dua hari ini angkanya sangat tinggi dan berbahaya,” katanya. (daq/ang/hgn/ign)