Gubernur Kalteng Sugianto Sabran meminta pada kepala daerah di kabupaten/kota, agar memperkuat sinergi dan serius melakukan upaya penanggulangan karhutla. Mereka diminta tak meninggalkan daerahnya sampai kebakaran hutan dan lahan benar-benar terkendali. Hal tersebut ditegaskan Sugianto dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla), Pengendalian Inflasi, dan Ketahanan Pangan Akibat Dampak El Nino di Wilayah Kalteng. Rakor dipusatkan di Aula Jayang Tingang, Kantor Gubernur Kalteng, Kamis (5/10/2023).
Gubernur menuturkan, tahun ini terjadi el nino moderat, lebih tinggi dibanding 2019 lalu yang tergolong lemah. ”Meski belum bisa terhindar dari kabut asap, tetapi penanganan karhutla tahun 2023 relatif lebih terkendali dibandingkan tahun 2019. Baik dari luasan karhutla maupun jumlah kejadian karhutla,” ujar Sugianto. Sugianto mengungkapkan, pihaknya telah berkoordinasi dengan stakeholder terkait. Termasuk aparat penegak hukum dalam penanganan karhutla. Dia juga meminta masyarakat yang membakar lahan, agar berhenti, karena dampaknya akan berdampak luas.
”Saya sudah koordinasi dengan aparat penegak hukum agar pembakar lahan dihukum maksimal, karena ini menyangkut menjaga kesehatan masyarakat, bukan perorangan,” katanya. Sugianto menambahkan, status kebencanaan resmi ditetapkan darurat bencana kebakaran hutan dan lahan. Hal itu berlaku 6-15 Oktober mendatang. ”Dengan ini, maka ada pos komando Kalteng. Semua pihak turun saling mendukung,” tegasnya. Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBPK Kalteng Ahmad Toyib mengatakan, penetapan dan penanganan karhutla terus dimaksimalkan. ”Kami akan tambah personel dan sarpras. Kendala sumber air sulit di lapangan,” katanya.
Sementara itu, akademisi dari Fakultas Hukum Universitas Palangka Raya Louise Theresia mengatakan, pemerintah harus melakukan penegakan hukum lingkungan yang tidak tebang pilih. ”Upaya penyelesaian lewat hukum administrasi dan hukum perdata tidak efektif, Kesalahan pencemar berat. Dampak negatif yang ditimbulkannya pada lingkungan besar. Menimbulkan keresahan dalam masyarakat,” ujarnya.
Areal Perusahaan Ikut Membara
Sejumlah areal perusahaan perkebunan di Kabupaten Kotawaringin Timur kembali terbakar, terutama di wilayah Kecamatan Cempaga dan Kotabesi. Api dilaporkan melahap semak berlukar di kawasan yang masuk areal perkebunan.
”Kalau di Cempaga, sudah masuk ke beberapa lokasi perusahaan dan ini semak berlukar di sekitar perusahaan, sehingga sulit dikendalikan,” kata Iman, warga Cempaga, Kamis (5/10/2023). Selain perusahaan perkebunan, ganasnya api juga mengancam areal kebun warga berupa rotan karet dan tanaman kelapa sawit. Warga ramai-ramai berjaga agar api tak melahap sumber penghidupan mereka. Diguyur Hujan Doa meminta hujan yang dipanjatkan Pemkab Kotim bersama masyarakat dalam salat istisqa pada Selasa (3/10) lalu, akhirnya dikabulkan Allah SWT. Hujan deras mengguyur Sampit dan sekitarnya, Kamis (5/10) sekitar pukul 15.15 WIB sore. Selama kurang lebih satu jam, hujan diyakini mampu menyapu bersih kabut asap yang begitu pekat selama lima hari terakhir ini.
Meski demikian, sebelum terjadi hujan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim masih disibukkan menangani kebakaran lahan yang terjadi di lima lokasi di Jalan Pramuka Perumahan Graha Pramuka, Jalan MT Haryono Barat, Jalan Jenderal Sudirman km 1,8, Jalan MT Haryono Barat belakang Perumahan Borobudur, dan Gang Haji Jumran Jalan Pramuka. ”Lima lokasi ini bukan titik lokasi baru, tetapi kejadian kebakaran yang kembali muncul api dan sebagian masih berasap sehingga pemadaman masih terus berlanjut dikerahkan kelima lokasi ini. Kami bersyukur, hujan deras disertai guntur mengguyur wilayah Kotim,” kata Agus Mulyadi, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kotim, Kamis (5/10). Pada 5 Oktober 2023, titik panas di Kotim masih terbilang tinggi di angka 217 titik dengan ISPU 240 PM 2,5. Diharapkan turunnya hujan dapat menurunkan titik panas dan menurunkan angka ISPU di Kota Sampit. ”Kualitas udara di Kota Sampit juga masih sangat tidak sehat. Mudah-mudahan dengan turunnya hujan deras sore ini dapat mengurangi titik panas dan menstabilkan angka kualitas udara di Kota Sampit lebih baik,” katanya. (daq/ang/hgn/ign)