Konflik lahan antara perusahaan perkebunan kelapa sawit dan masyarakat di Desa Bangkal, Kecamatan Seruyan Raya, Kabupaten Seruyan, Sabtu (7/10/2023), kembali memanas. Terjadi bentrok antara aparat kepolisian dengan warga yang ingin melakukan panen massal di perusahaan perkebunan kelapa sawit. Dikabarkan situasi semakin tidak terkendali hingga terdengar suara tembakan. Dalam video yang banyak beredar di media sosial, dua orang laki-laki mengalami luka serius, satu meninggal dunia di lokasi.
Konflik agraria yang terjadi di perkebunan kelapa sawit bangkal ini sudah terjadi beberapa pekan belakangan. Banyak juga para pekerja yang mengungsi ke Desa Tabiku, tidak jauh dari perkebunan tersebut, akibat kondisi yang cukup mengkhawatirkan. Kapolda Kalimantan Tengah melalui Kabid Humas Polda Kalteng Kombes Pol Erlan Munaji buka suara terkait kisruh yang terjadi di perkebunan kelapa sawit di Desa Bangkal. Sebanyak 20 warga diamankan dan telah digiring ke Markas Polres Kotim, Sabtu (7/10/2023) pukul 20.30 WIB malam.
Erlan Munaji mengungkapkan, bahwa sebanyak 20 orang warga yang diamankan ini melakukan perlawanan terhadap anggota gabungan. Kepolisian terpaksa mengambil tindakan tegas dengan mengamankan mereka beserta dengan sejumlah barang buktinya seperti senjata tajam, alat panen, dan bom molotov. ”Jadi, para pelaku ini sudah diimbau oleh petugas di lapangan agar tidak melakukan panen massal. Namun, mereka bersikeras melakukan perlawanan terhadap anggota,” bebernya.
Erlan Munaji menjelaskan bahwa massa beraksi menggunakan senjata tajam dan senjata api. “Ada beberapa yang diamankan, dengan membawa senjata api jenis PCV, tombak, dodos, dan ketapel,” kata Kombes Erlan Munaji kemarin (7/10). Dirinya menegaskan, kepolisian masih melakukan investigasi mendalam terkait adanya korban luka dan korban jiwa akibat kisruh di perkebunan tersebut. Erlan menyebutkan, kepolisian sudah sempat mencoba memediasi kedua belah pihak, namun belum ada titik temu antara keduanya. (rm-105/sir/yit)