Warga Jalan Cristopel Mihing, depan Gang Belut, RT 13/RW 5 Kelurahan Baamang Tengah, Sampit, dikejutkan dengan temuan mayat seorang pria di parit, sekitar pukul 11.45 WIB, Selasa (17/10/2023). Jenazah itu pertama kali diketahui Bahrudin (31). Ketika itu dia diminta ibunya, Nur Hayati (65) membuang sampah di depan, tak jauh dari rumahnya. Sekaligus mengecek bau tak sedap yang beberapa hari ini mengganggu penciuman warga sekitar. Rupanya Bahrudin melihat tangan kecokelatan dengan wajah yang menghitam, sulit dikenali.
”Sudah dua hari ini, dada rasa sesak bernapas, mencium bau yang tidak enak. Mungkin saja ada orang yang buang sampah, bangkai binatang dilempar ke dekat sini. Saya menyuruh anak saya mengeceknya, sekalian membuang sampah,” kata Nur Hayati kepada Radar Sampit, Selasa (17/10/2023). Selama beberapa hari ini, Nur Hayati yang tinggal bersama anaknya merasa setiap makan kurang berselera. ”Perut terasa lapar, tapi mau makan malah mau muntah. Tidak selera makan,” ujarnya. Biang keladi masalah itu ternyata dari sekitar bangunan di depan rumah Nur Hayati yang jaraknya sekitar 15 meter. Hingga berita ini dinaikkan, identitas jenazah belum diketahui.
”Sehabis azan Zuhur, saya masih rebahan bersama cucu. Anak saya Bahrudin, datang menghampiri saya. Ma…ada mayat Ma. Mukanya langsung berubah pucat. Saya langsung bangun terkejut, bawa cucu mendekat kelokasi mayat ditemukan. Tak lama abangnya (Izar) menghubungi polisi melaporkan kejadian ini,” ujar Hayati. Bahrudin mengatakan, aroma tak sedap yang cukup menyengat itu tercium sejak Senin (16/10) malam. Keesokan harinya, Selasa (17/10), dia diminta ibunya membuang sampah di depan rumahnya. ”Sebelumnya kami ada membuang sampah di depan rumah. Kami mengira kalau aroma tak sedap tersebut berasal dari sampah yang kami buang itu,” kata Bahrudin.
”Ketika melihat mayat, saya langsung kaget dan melaporkan kejadian tersebut ke orang rumah saya,” sambungnya. Mayat itu dilihatnya berada di dalam parit dalam kondisi terlentang, tertutup ambal. Mengenakan celana jeans panjang di kedalaman sekitar 50 cm dari permukaan jalan. Parit saat itu dalam kondisi kering, sedikit berair. Saat mayat diangkat, banyak ulat belatung menggerogoti tubuhnya, disertai aroma bau busuk menyengat.
Tak lama berselang, mayat dievakuasi ke dalam kantong jenazah oleh petugas PMI, dibantu anggota TNI/Polri. Lalu dibawa ke Ruang Jenazah RSUD dr Murjani Sampit. Masyarakat setempat dan pengendara yang lewat mengerumuni lokasi kejadian, penasaran dengan penemuan mayat. Ketua RT 13 RW 5 Kelurahan Baamang Tengah Nugraha Maulana Sufa mengatakan, dari informasi warga setempat, Sufa, aroma busuk itu sudah tercium sejak Minggu (15/10) lalu. ”Ada kemungkinan mayat ini sudah meninggal lebih dari seminggu di dalam parit itu,” ujarnya.
Sufa yang juga bekerja sebagai Seksi Pembangunan dan Keuangan Desa Kecamatan Baamang mengatakan, selama beberapa minggu terakhir tak ada informasi warganya yang hilang. Dia menduga jenazah itu bukan warga sekitar. ”Kami juga sulit menerka-nerka, karena wajahnya menghitam, sulit dikenali,” katanya. Camat Baamang Sufiansyah langsung menginformasikan kepada seluruh ketua RT di wilayah Baamang apabila merasa ada anggota keluarganya belum pulang tanpa kabar dan kejelasan.
”Sampai sejauh ini saya sudah umumkan ke lurah, kades serta ketua RT. Tidak ada yang menyampaikan laporan warga yang anggota keluarga hilang tanpa kabar, sehingga sampai sekarang kami belum bisa mengetahui identitas korban,” ujar Sufiansyah. Terpisah, Kapolsek Baamang Iptu Fedrik Liano mengatakan, pihaknya telah melakukan olah TKP dan memasang garis polisi di lokasi ditemukannya mayat. ”Saat ini pihak kepolisian setempat masih menangani kasus penemuan mayat. Kami sudah mencari tahu ciri-ciri korban, untuk identitasnya masih belum diketahui, karena wajahnya sudah menghitam sulit dikenali. Melihat kondisi mayat, korban diduga sudah meninggal sekitar dua minggu yang lalu,” katanya. (hgn/sir/ign)